Ini hari kedelapan. Sudah lewat tujuh hari. Tapi tetap boleh
menyertakan tagar ini kan?
Saya nggak pernah disuruh menulis dengan tenggat waktu
sesingkat ini. Tiap harinya selama tujuh hari saya cuma punya waktu 24 jam
untuk bikin satu tulisan. Karena saya bukan jurnalis yang pasti sering dapat
tenggat waktu untuk artikelnya ataupun orang yang rajin nulis, jadi buat saya
ini berat.
#7HariMenulis berat.
Biasanya untuk menyelesaikan sebuah cerpen yang panjangnya
sekitar dua halaman, saya butuh waktu berhari-hari. Selain lama mikirnya, waktu
pengendapannya juga lama untuk diedit kembali. Di #7HariMenulis ini, saya
dipaksa cuma mengendapkan cerpen dalam beberapa jam. Bahkan untuk cerpen
terakhir, saya mengerahkan kemampuan saya sama seperti ketika besoknya ujian
Hukum Administrasi Keuangan Negara—saya benar-benar baca materi (lebih
tepatnya: soal latihan IMMSI) tiga jam sebelum ujian.
Sebelumnya saya tidak pernah menulis resensi buku. Pernah sih,
waktu masih sekolah. Itupun karena saya adalah murid baik yang masih ogah
dihukum lantaran lalai menyelesaikan tugas. Tapi di #7HariMenulis akhirnya saya
merilis resensi pertama saya. Masih berantakan karena saya melakukan tiga hal
sekaligus: membaca contoh resensi buku karya orang lain, membolak-balik buku
yang saya resensi, dan mengetik tulisan. Mungkin saya berhasil membuang 5700
kalori dari aktivitas tersebut *berharap terlalu tinggi*.
Di hari kelima saya kehabisan ide mau menayangkan apa untuk
hari keenam. Cerpen sudah terlalu mainstream (ada tiga cerpen yang saya
tayangkan dalam lima hari), saya sendiri juga malas berimajinajis berimajinasi.
Jadilah tulisan ala kadarnya seperti ini. Tulisan hari keenam tersebut baru
saya tayangkan lepas siang hari. Paginya, saya membuka beberapa blog yang ikut
main dalam #7HariMenulis. Tapi saya justru agak menyesal. Blog-blog yang saya
buka, semua tulisannya bagus. Saya sempat minder *pukpuk diri sendiri*.
Di hari kedelapan ini, ada yang hilang. Biasanya saya
berpikir ‘mau nulis apa’ pada pagi hari. Tapi hari ini tidak. Kan nggak ada
yang nyuruh. Nggak ada yang maksa. Ya nggak nulis dong *pentung*.
Tujuh hari belakangan jumlah kunjungan ke blog saya meningkat. Nggak banyak-banyak
banget sih, tapi ya lumayan lah buat seneng-senengan dan gaya-gayaan. Haha.
Tujuh hari belakangan, seperti yang pernah saya ungkapkan di sini, saya mampu menulis #onedayonepost. Meskipun cuma tujuh hari. Well, tambah
tulisan ini jadi delapan sih. Lumayan laaaaah.
Tujuh hari belakangan hidup saya jadi lebih berwarna. Sebelumnya juga berwarna sih, tapi jadi nambah satu warnanya.
#7HariMenulis aja udah bikin hidup saya berwarna. Tapi saya
nggak mau ngebayangin jadi seberwarna apa hidup saya kalau saya ikutan
#31HariMenulis.
Mungkin malah jadi モノクロ :)
070213
0 comments:
Post a Comment