Thursday, January 31, 2013

Liu

Hari ini Liu berulang tahun. Tapi ia tak ingat dan memang tidak pernah sengaja mengingatnya.  Jadi ia tidak mengharapkan ada suatu hal istimewa yang akan terjadi hari ini, seperti ia tidak pernah mengharapkan jendelanya akan terbuka pada pagi hari. Ia tak suka hawa dingin yang dibawa oleh angin pagi, jadi ia hanya membuka jendela ketika malam hari dan menutupnya sebelum tidur.

Setelah membuka mata agak lama, Liu duduk di atas kasurnya. Mengumpulkan jiwanya yang mungkin masih keluyuran di tempat-tempat yang disinggahinya dalam mimpi semalam, sambil melipat selimut. Ia selalu begitu. Semenit kemudian, ia selalu merasa telah merhasil menciptakan sebuah kesuksesan pertama pada hari itu: mampu mengumpulkan jiwa sekaligus melipat selimut. Memperoleh dua target dalam satu tembakan.

Sayup-sayup Liu mendengar suara ibunya. Liu beranjak, kakinya menyentuh lantai. Ia berjingkat, agak terkejut. Lantai kamarnya terasa lebih dingin. Dilihatnya jendela kamarnya yang terbuka. Bukan aku yang membuka, mungkin ibu, pikirnya. Ia mengangguk-angguk kecil. Lantas ia berjalan cepat ke dapur sambil bersedekap.

 “Ibu, apa itu?” Sebuah kotak ikut tertata di atas meja bersama dengan piring-piring berisi rebusan beberapa macam sayur, ikan goreng, dan jeruk.

Ibunya menoleh, tangannya tetap mengaduk-aduk sesuatu di panci. “Semalam ayahmu datang.”

Liu mengerti maksud ibunya. Ia mengambil kotak itu dan kembali ke kamarnya. “Aku makan nanti saja, bu,” katanya setengah berteriak.

Liu menutup pintu kamar. Ia terus mendekap kotak dari ayahnya sambil memunggungi pintu. Dadanya berdebar-debar. Tak ada yang lebih membahagiakan daripada sebuah kejutan dari ayahnya.  Semalam ia tidur lebih cepat. Pasti ayahnya tak mau membangunkan Liu sehingga hanya menitipkan hadiah melalui ibunya.

Ayahnya datang sekali dalam beberapa bulan. Liu tak tahu pasti jadwalnya. Terakhir ia bertemu ayahnya sekitar 5 bulan lalu. Saat itu, Liu mendapat sebuah tas yang sampai sekarang masih disimpannya dengan rapi. Ia hanya memakainya sesekali ketika pergi dengan teman-temannya.

Meskipun jarang bertemu ayahnya, tapi Liu tak pernah khawatir. Setiap malam mereka berdua bertemu dalam mimpi. Dan Liu sangat percaya bahwa ketika ia memimpikan ayahnya, maka ayahnya sedang merindukannya.

Dengan cekatan Liu membuka kotak dari ayaknya. “Ah, aku bahkan tak ingat kalau hari ini aku berulang tahun. Tapi ayah ingat itu…” gumamnya ketika membaca selembar kertas kecil di dalam kotak.

Liu terus menimang-nimang kotaknya sampai ibunya berteriak, mengajaknya untuk makan bersama.

---

“Sepatumu baru, Liu?”

Liu tersenyum. Rupanya Gui, tetangga depan rumah yang juga teman sekelasnya dan setiap hari berangkat ke sekolah bersamanya, menyadari keberadaan sepatu barunya.

“Dari ayahku. Semalam ia datang ketika aku sudah tidur. Jadi hadiah ini dititipkan pada ibuku.”

“Kau tidak bertemu ayahmu?”

Liu menggeleng.

“Padahal aku ingin bertanya dengan siapa ayahmu datang semalam. Wanita itu cantik sekali, bahkan menurutku lebih cantik daripada Wang Yihan. Apa kau kenal dengannya?”

Wajah Liu merah padam. Ia sungguh tidak ingin menampar wajah Gui yang telah menanyakan hal yang dianggapnya tak layak untuk ditanyakan secara langsung, tapi ia ingin menonjok muka ayahnya.

Liu mencintai ayahnya. Ia merasa cinta itu telah dikhianati oleh ayahnya sendiri.

---

310113
Suddenly missing Wang Yihan, wanna see her expression when Saina Nehwal beat her :D

Tuesday, January 22, 2013

Seesaw Game, Ne?

"The Other Side Of Down"
David Archuleta


Down (Down), Down (Down), Down (Down), Down (Down)
Here I am with all these questions hanging from my ceiling low
And one day they'll keep telling me I told you so
Everywhere I turn I see red lights flashing over my head
Oh no, oh no, oh no
In a whirl-wind spinning yeah somehow it knocked me off my feet
But I know better than to let it get the best of me,
I could give up, I could stay stuck, I could move on
So I put one foot front of the other,
No no no nothing's gonna break my stride,
I keep climbing, gonna keep fighting until I make it to the other side of down
In the sky, I'm standing under all I see is endless rain
I think I spot a silver light hiding in the grey
I might get tossed around, but I'm always bouncing back
oh oh oh
I could give up, I could stay stuck, I could move on,
So I put one foot front of the other,
No no no nothing's gonna break my stride,
I keep climbing, gonna keep fighting until I make it to the other side of down
On the other side of down
It keeps calling me
Where I wanna be
On The other side of down
it keeps calling me
where I wanna be
where I wanna be
So I put one foot front of the other,
No no no nothing's gonna break my stride,
I keep climbing, gonna keep fighting until I make it to the other side of down


--

"Fly Again"
NEWS


いつもの帰り道を ひとり歩き思うよ
夢に近づけているかな?
全てはうまくいかない そんなの分かっているけど
悩みは消えないね
誰もが未来に不安を抱え 伸し寄せてくる時間に追われ
叶うかわからない夢 あきらめそうになったとき
果てしない空を見上げて 両手を広げて 叫ぶんだ
まだ消えない 想いを胸に
確実に踏み出せば いつか FLY AGAIN
やりたいことがあったら まよわずに進めとか
そんなこと分かっているさ
あの日かわたした約束 今でも覚えているなら
声 聞かせてほしい
見えない大きな不安を抱え また迫りくる何かに追われ
叶うかわからない夢 あきらめそうになったとき
果てしない空を見上げて 両手を広げて 叫ぶんだ
まだ消えない 想いを胸に
確実に踏み出せばいつか FLY AGAIN
そうさ何が起こっても 君がまた飛びたつこと
信じ歌い続けるから
だから何が起こっても 涙にくれる日々があっても
両手を広げ明日へ FLY AGAIN
果てしない空を見上げて 両手を広げて 叫ぶんだ
まだ消えない 想いを胸に
確実に踏み出せばいつか FLY AGAIN


Soundtracks of the day.
220113

あっち こっち から

Thursday, January 17, 2013

Jakarta, Pagi Ini

Welcome to Jakarta, Dear.

Ini pagi yang sangat random.

--

Air langit tumpah. Entah berapa volumenya. Kurasa banyak sekali. Kata bapak-bapak di kantorku ia tumpah sejak matahari belum muncul, mungkin pukul 2 dini hari. Dan sampai matahari belum muncul juga—langit kelabu, air langit berubah serupa tirai penghalang sinar matahari—pukul 8 pagi ini, ia masih saja tumpah.

--

Tadi di jalan, seorang pemilik kios media cetak terduduk memandangi entah apa. Biasanya ketika aku berjalan di depan kiosnya, koran, majalah, tabloid, sampai buku TTS sudah tertata rapi siap dipilih-dibaca-dibeli; beberapa orang berdiri membaca koran yang direntangkan selebar lengan sampai menutupi kepalanya; dan seorang pengecer koran—hanya koran, ia tak menjual yang lain— yang kuhafal karena ia membuka kios kecil bermodal sebuah meja putih berukuran sekitar 80cmx80cm dan berjarak hanya 3 meter dari kios pertama, mengambil beberapa koran dan menatanya di atas meja kecilnya. Tapi tadi pagi, tak ada satu koran atau majalah atau tabloid atau buku TTS yang tertata rapi. Semuanya hanya ditumpuk dan ditutupi plastik bening.

--

Untuk pertama kalinya dalam sejarah berkantor, inilah untuk pertama kalinya aku membawa jaket. Air langit yang tumpah di pagi hari kupikir membuat ruangan menjadi terasa lebih dingin. Dan akhir-akhir ini memang kantor dingin sekali. Kurasa suhu pendingin ruangan disetel di angka 16. Mungkin…. Tapi mungkin aku juga perlu bertanya pada petugas yang mengontrol suhu pendingin ruangan di gedung ini untuk mengetahui angka yang benar.

--

Ketika aku sampai di kantor, televisi sudah menyala. Menayangkan sinetron dengan lagu latar lebay, akting lebay, suara pemain yang disulih, dan jalan cerita yang kurasa juga akan lebay.
Ketika aku membuka twitter, dengan kondisi air menggenang di banyak titik di kota ini pagi ini, aku menebak ada kata ‘banjir’ di deretan topik terhangat dunia—mengingat banyak sekali pengguna twitter di kota ini. Tapi tebakanku salah. Aku malah menemukan #Mention15CewekCantik di urutan 2. Mungkin tidak ada hujan dan banjir di kota lain, sehingga pengguna twitternya bersatu padu mewujudkan topik terhangat tadi.

--

Aku juga jadi ikut random. Tak biasanya aku langsung menulis sesuatu sesampai di kantor.



17012013 
Salam,
Wahyu Widyaningrum
Semoga hujan cepat reda. Semoga banjir ini tidak berlanjut dan meluas ke wilayah lain. Semoga semua dimudahkan untuk membantu korban banjir. Dan semoga tetap ada senyum di pagi ini.

Friday, January 11, 2013

Ujian

Pusing.

Kenapa?

Besok ujian.

Ujian apa?

Kau lupa?

Sama sekali.

Tak percaya.

Kenapa?

Pencitraan.

Maksudmu?

Psy war. Atau psy trap. Apalah itu pokoknya.

Tak paham.

Pura-pura. Pasti sudah khatam bukunya kan?

Tidak.

Tapi sudah paham materinya. Itu sama saja.

Kau yang bilang. Aku tidak bilang begitu.

Soalnya kau sedang pencitraan. Psy war. Psy trap.

APA SIH MAKSUDMU?

Aku memukul meja. Hening. Orang-orang memandangku. Kurasa pandangan heran. Mungkin mereka belum terbiasa melihat orang yang bercakap dengan file di komputer jinjingnya.

明日試験があります。勉強は? まだです。まあ、魔法の力に信じてる。なんとかなるね。
110113

Thursday, January 10, 2013

The Little Thing I Need

Cuma ada monitor komputer dan beberapa alat tulis di atas meja.
Ada yang kurang.
Apa ya?
Begitu saya lihat meja sebelah dan saya amati makhluk-makhluk di atasnya, saya baru tahu apa yang kurang.
Kalender meja.

Nggak lengkap kalo di atas meja nggak ada kalender.
Kalau butuh lihat kalender harus klik kalender di komputer dulu. Itu pun nggak tau kapan tanggal merah. Kalau pengen tau, harus ngesot dikit, buka-buka kalender di dinding.
Nggak praktis.

Dan pergantian tahun masehi 7 hari lalu rasanya sangat pas buat naruh kalender meja. Tentu saja di atas meja saya sendiri.
Tapi ternyata nggak mudah juga nemu kalender meja yang bagus.

Beberapa pekan lalu saya ke toko buku di sebuah mal dan nemu kalender meja. Tapi ampun-tipis-banget. Tertiup angin mungkin bisa terbang. Warnanya juga putih, cuma tanggalnya yang enggak. Singkat kata, kalendernya nggak menarik. Saya jadi nggak tertarik.

Di tengah-tengah pencarian saya terhadap sebuah kalender meja, beberapa hari lalu saya secara nggak sengaja buka linimasa @sahabatanak di twitter. Dikatakan bahwa mereka menjual kalender. Saya lihat fotonya dan harganya. Lebih bagus dari kalender yang saya lihat di mal. Jadi saya kemudian konfirmasi ke narahubung yang tertera di sana.

Semalam, pas saya sampai di kos, sebuah paket sudah nangkring dengan manis di atas meja. Paket buat saya. Dari Yayasan Komunitas Sahabat Anak.
Isinya kalender meja dan Suara Sahabat, buletin produksi Yayasan Komunitas Sahabat Anak.



  Ini kalender mejanya, sudah duduk cantik di atas meja saya.


Ada stikernya juga. Bisa dipasang di tempat stiker di sudut halaman kalender.


Buletin sahabat anak.


Semuanya bilingual. Bahasa Indonesia-English.

Thank God I finally found the little thing I need :D

Sedikit tentang aktivitas Yayasan Komunitas Sahabat Anak, yang bisa diketahui dari keterangan di belakang kalender seharga Rp 50.000 berikut:
Seluruh hasil  keuntungan dialokasikan untuk memenuhi operasional Sahabat Anak berupa Bimbingan Belajar di 7 area binaan, 1 sekolah nonformal bagi remaja putus sekolah, 1 TK jalanan, 1 rumah singgah Kemala Hijau, beasiswa, program nutrisi, kelas keterampilan, program kemandirian/wirausaha anak, dan lainnya.

Tertarik membeli kalender Sahabat Anak atau bahkan bergabung menjadi sukarelawan dan donatur? Silakan berkunjung ke www.sahabatanak.org , like fanpage Facebook di ‘Sahabat Anak Page’ atau follow twitter @sahabatanak.

Btw, sampul kalendernya warna biru. Jadi makin suka deh :)


08012013
Salam,
Wahyu Widyaningrum

Thursday, January 3, 2013

Pulang

“Kemana kau akan pergi akhir pekan panjang ini?”

“Tidak ke mana-mana. Di sini saja.”

“Tidak pulang juga?”

“Tidak.”

“Tidak rindu?”

“Rindu sekali. Kau pernah mencintai teman sekelasmu ketika sekolah?”

“Pernah.”

“Setiap hari bertemu, bukan? Tapi ketika waktu-pulang tiba rasanya kau tak ingin pulang, ketika malam kau ingin pagi segera datang karena kau sangat merindukannya. Begitukah?”

“Tepat.”

“Rasa rinduku juga seperti itu. Bahkan ia sudah bertumpuk-tumpuk sekian lama, dan tumpukan itu meluap. Ia jauh lebih besar daripada rindumu pada teman sekelasmu waktu sekolah dulu.”

“Lantas?”

“Lantas? Hmm… Beberapa kali ia meluap ketika ada pesan atau telepon. Yang jelas-jelas membuat ia semakin tumpah adalah kalimat-kalimat seperti, ‘hati-hati, ya. Jangan lupa terus berdoa.’ Atau yang lebih singkat seperti, ‘sudah makan?’. Ketika rinduku tumpah, kadang air mataku tumpah juga. Kemudian doa-doaku ikut tumpah juga.”

“Apa?”

“Sederhana. Semoga ia selalu sehat dan bahagia.”

“Itu saja?”

“Itu yang utama.”

“Apa lagi?”

“Apa lagi? Terkadang aku merasa lebih dewasa darinya. Lebih mengkhawatirkannya. Kukatakan: jangan banyak-banyak minum kopi, jangan lupa makan, jangan tidur terlalu larut, jangan lupa olahraga, dan beberapa lainnya. Tapi aku tahu, ia jauh lebih mengkhawatirkanku. Ia jauh lebih banyak menumpahkan doa untukku. Dan ia jelas sangat merindukanku.”

“Begitukah?”

“Ya. Kurasa.”


Salam,
Wahyu Widyaningrum
Anata no yasashisa, aitaku naru.

Tuesday, January 1, 2013

Dua Ribu Tiga Belas

Pagi pertama di 2013.

Ah, sudah 2013 ternyata.

Sudah sekian tahun berkontribusi 'menyesaki' dunia, dan entah berapa lama lagi.

Bagaimana tahun baru semalam? Saya sih sebenarnya ingin nonton streaming Johnny's Count Down dan jejeritan liat NEWS, tapi kenyataannya saya ada di antara lautan manusia di Bundaran HI. Ada Jakarta Night Festival di sana. Tahun depan, kalau masih ada umur dan acara sejenis juga digelar, saya nggak bakal mau diajak ke sana lagi. Simply because it was too crowd
Hahaha

Oke.

Pagi ini, ketika membuka akun facebook, saya menemukan sebuah post status dari kawan saya Nur Fadiah seperti ini: "2013, saatnya membuka kotak kado masing-masing. Kalian dapat apa? Saya dapat segenggam mimpi, sekarung besar kerja keras serta semangat dan doa yang tidak terbatas untuk mengarungi 364 hari selanjutnya."

Saya suka rangkaian kalimat itu :)

Tidak ada yang lebih indah daripada mendapat sebuah suntikan semangat di pagi pertama di tahun yang baru. Apapun yang kita lakukan semalam di malam tahun baru, toh pagi ini kita sama-sama merobek kalender 2012 dan menggantinya dengan kalender 2013. Kalau punya kalender sih :p. Selain sama-sama mengganti kalender, kita juga harus sama-sama mengganti semangat.

Ah, istilah mengganti semangat sepertinya terlalu aneh. Intinya, kalau tahun lalu semangat kita terlalu rendah untuk menjalani hari, ya harus ditingkatkan. Kalau sudah semangat, ya tetap harus ditingkatkan lagi. Habis mau apa lagi? Hehe. Dan yang tak kalah penting, semangat tersebut harus dijaga. Karena, kata @AlissaWahid, "Sesuatu yang baru seringkali membuat kita bersemangat. Tapi hanya para pemenang yang akan bertahan sampai garis akhir."

Jadi, apa isi kotak kado kita masing-masing?


Salam,
Wahyu Widyaningrum
*Semoga semakin banyak #GreatMoment di 2013 ini. Ganbarou!