Thursday, October 24, 2013

Tips Menulis ala Ahmad Fuadi


Kemarin pagi, meskipun terlambat satu jam, saya akhirnya bisa menghadiri acara Bedah Buku Trilogi Negeri 5 Menara yang diadakan oleh Perpustakaan BKF, Kementerian Keuangan. Acara bedah buku ini menghadirkan langsung Ahmad Fuadi, penulis trilogi Negeri 5 Menara.

Sekali lagi, Ahmad Fuadi.

Bukan Anwar Fuadi.

….

Meskipun banyak yang dikisahkan oleh Bang Fuadi,—panggilan akrab Ahmad Fuadi—antara lain tentang mimpi, pengalaman, dan karakter, kali ini saya hanya akan berbagi tentang tips menulis yang diberikan oleh beliau.

Ada empat tips yang diberikan oleh bang Fuadi:

1.       Why
Kenapa kita menulis? Apa alasan yang membuat kita memutuskan menulis?
Semakin kuat alasan itu ada di pikiran kita, tulisan yang dihasilkan akan semakin mempunyai ‘hati’.
Bang Fuadi sendiri berkisah demikian: ketika masih nyantri di Gontor, orang tuanya meninggal dan menyebabkan terjadinya perubahan pada banyak hal—termasuk kiriman uang untuk biaya hidup. Sempat berjualan pakaian untuk memperoleh uang, ia akhirnya mencoba menulis, mengirimkan tulisannya ke media cetak, dan ternyata segalanya berawal dari sana. Jawaban dari ‘why’ versi bang Fuadi adalah: menulis untuk memperoleh uang.

2.       What
Apa yang ingin kita tuliskan?
Tips dari bang Fuadi, agar lebih mudah sebaiknya kita menuliskan hal yang paling kita mengerti dan kita sukai. Atau kata bang Fuadi: sesuatu yang kalau kita cerita bisa tiga hari tanpa henti dan tanpa bosan—palingan yang bosan ya pendengarnya.
Dan inilah yang membuat bang Fuadi bisa berkisah tanpa henti selama tiga hari: pengalamannya belajar di pondok pesantren. Karena menurutnya pengalaman itu sangat berharga, berkesan, dan penuh dengan nilai positif.

3.       How
Bagaimana kita menuliskannya?
Ini lebih ke teknis penulisan sih. Bang Fuadi sendiri menyarankan agar lebih banyak membaca buku how-to tentang menulis.

4.       When
Kapan kita menulis? Apakah kita ingin menyampaikan apa yang ingin kita tuliskan saat ini? Atau minggu depan? Atau mungkin bertahun-tahun lagi?
Dan sesungguhnya inilah bagian yang paling susah (iya, ini menurut saya aja)—karena menyangkut komitmen dan kedisiplinan dalam menulis.
Tapi kata bang Fuadi, menulis itu mudah. Karena modalnya hanya pena dan kertas. Lalu mulailah menulis.

Semoga empat tips di atas membantu memudahkan proses menulis.
Selamat menulis :)















In silence, 241013
Ayo menulis, Wahyu! *getok kepala sendiri