Thursday, March 31, 2011

(2)

Kesuksesan-yang-sesungguhnya adalah ketika kau memiliki sebuah tujuan, kemudian kau berusaha keras untuk tujuan itu: melewati gunung tertinggi, tebing paling terjal, menyeberangi sungai terderas, mendobrak tembok paling tebal, dan menanggung beban terberat, lantas akhirnya kau mendapatkan apa yang kau tuju. Kesuksesan-yang-sesungguhnya tidak datang semudah kau mengedipkan kelopak mata, karena yang datang sedemikian mudah adalah sebuah keberuntungan.

Salam,
Wahyu Widyaningrum

Monday, March 28, 2011

Mimpi dan Kita

Kita, apapun dan bagaimanapun, tentu memiliki mimpi. Tentang apa yang ingin kita capai, tentang apa yang ingin kita peroleh, dan tentang bagaimana hidup kita selanjutnya. Yang aku inginkan adalah, selama kita tidak bertemu, marilah kita berusaha melakukan apapun—ingat, apapun!—untuk menggapai mimpi-mimpi kita itu. Jika ada tembok menghalangi kita dan mimpi kita, setebal apapun tembok itu, dobrak saja terus. Sampai habis energi kita, sampai tak bersisa lagi seluruh tenaga kita, dan sampai hanya harapan kita yang belum habis. Nanti pada saatnya, tembok itu akan runtuh karena kerasnya dobrakan kita dan tingginya harapan yang tersisa tadi. Di balik tembok itu, mari kita menikmati emas dan makanan, seperti dalam game Mario Bross yang sering kita mainkan dulu.


Ketika kita bertemu lagi, entah kapan, mari kita bercengkerama bersama. Mengobrol, bercerita tentang apa saja pencapaian kita dan bagaimana nasib mimpi-mimpi kita: apakah sudah terwujud atau belum. Bukan untuk saling sombong, saling pongah, saling meninggikan gengsi atau yang lain. Bukan itu. Hanya semata bukti, bahwa mimpi, sebagaimanapun tingginya, jika dibarengi dengan usaha dan doa yang tak kenal putus, maka insya Allah akan tercapai. Hanya semata kenangan, bahwa kita pernah sama-sama bermimpi, kita pernah sama-sama menderita demi mimpi itu, dan akhirnya kita sama-sama mencapai apa yang kita mimpikan.


Ketika nanti kita bertemu dengan segudang pencapaian atas mimpi kita yang terdahulu, mari kita menyusun mimpi-mimpi baru. Biarkan diri kita terus merangkai dan menyambung mimpi, biarkan diri kita terus berkembang. Biar nanti, tujuan kita tercapai. Sebuah tujuan akhir hidup kita: kita ingin dikenang sebagai apa.


Salam,

Wahyu Widyaningrum

Friday, March 25, 2011

Tiga Potongan Puzzle Ketika Senja (1)

(1)

Saat ini, kekasihku sedang menantiku di bandara. Aku hampir yakin ketika nanti kami bertemu, ia akan terus memelukku erat sampai waktu boarding tiba. Kemudian ia akan menggeret kopernya dengan setengah hati, seperti ketika dulu ia pergi ke Makassar selama seminggu untuk menemani ibunya.

Tapi yang membuatku berkata hampir yakin dan bukan yakin adalah, karena nanti ia akan berangkat ke Jepang untuk kuliah selama empat tahun. Empat tahun, bukan seminggu seperti waktu itu ia ke Makassar. Selama empat tahun, kami tak akan bertemu. Mungkin hanya akan ada percakapan yang singkat lewat telepon, atau tatap muka tak langsung lewat webcam.

Jadi sekarang aku agak berlama-lama di depan cermin, memastikan penampilanku sudah keren dan tak membuatnya kecewa di pertemuan-fisik terakhir kami untuk empat tahun ke depan.

Kunyalakan motor di halaman rumah. Kutinggal sebentar masuk rumah untuk mengambil helm dan pamit pada ibu. Tapi baru beberapa langkah dari ibu, kulihat tiba-tiba ibu ambruk. Wajahnya pucat.

---

Tuhan, jangan ambil ibuku sekarang.

Sejak tadi aku hanya mondar-mandir di depan ruang ICU. Aku tak tahu apa yang dilakukan beberapa dokter dan perawat di dalam, yang jelas aku yakin mereka akan mengupayakan yang terbaik demi ibuku.

Tapi selain perasaan gelisah karena ibu, ada satu lagi yang membuatku gelisah. Aku belum tahu apa. Kucoba mengingat sambil terus mondar-mandir di depan ICU.

Ah iya, kekasihku!

Kuraba seluruh saku celana dan jaket. Sial, ponselku tertinggal di rumah. Kulihat jam tanganku. Hahaha, setengah jam sudah berlalu dari waktu keberangkatannya. Mendadak aku jadi merasa sangat pusing, dan tiba-tiba gelisahku berlipat-lipat: jangan-jangan aku akan kehilangan ibuku, juga kekasihku.

Thursday, March 24, 2011

(1)

Pengkhianatan terbesar adalah ketika kau menyadari suatu hal yang buruk terjadi dan kau tahu penyebabnya, tapi di masa datang kau tetap saja melakukan hal-hal yang menyebabkan hal buruk tadi. Kau berkhianat pada hatimu, pada dirimu, pada komitmenmu, dan pada penyesalanmu.

Salam,
Wahyu Widyaningrum

Friday, March 18, 2011

Kalimat Penyemangat Diri

Alhamdulillah, libur semester 5 sudah selesai, sekarang saatnya kembali menyemai harapan dan cita-cita untuk kemudian dengan keras berusaha meraihnya di waktu yang akan datang. Sehubungan dengan semangat di semester baru ini, saya punya beberapa kalimat-keren dari berbagai tokoh, yang mungkin bisa membantu membakar semangat teman-teman. Kebetulan kemarin pas libur, saya ngubek-ubek tumpukan buku dan berhasil menemukan salah satu buku tulis saya semasa SMA. Di buku ini, saya suka menuliskan kalimat-kalimat keren yang pernah saya baca dari buku ataupun saya dengar dari seseorang. Maka dari itu, saya hanya mencantumkan siapa tokohnya, tanpa sumber dari mana saya tahu kalimat tersebut. Mohon maklum :).
Selamat membaca, selamat meresapi maknanya, dan selamat menyerap energi baru yang semoga mampu membawa diri menjadi lebih baik.


Kegagalan terkadang menjadi berkah, kalau kegagalan itu membelokkan seseorang dari tujuan yang perlu direnungkan dan akan berakibat memalukan atau bahkan akan merusak sekiranya tujuan itu berhasil diraih. Kegagalan membuka pintu kesempatan baru yang memberikan pengetahuan langsung kepada seseorang tentang kenyataan hidup. Kegagalan memberi tahu kelemahan-kelemahan dan mengobati kesombongan manusia yang sia-sia. Kegagalan biasanya memengaruhi orang dalam satu atau dua cara: ‘kegagalan menantang seseorang untuk berusaha lebih keras’ atau ‘kegagalan mematahkan semangat dan mengalahkan seseorang untuk mencoba lagi’.
(Napoleon Hill)

Sesungguhnya penderitaan merupakan suatu hikmah, karena dibalik penderitaan, orang banyak meraih kesenangan dan kemuliaan.
(Imam Al Ghazali)

Seandainya dunia dibuat dari emas dan akhirat dibuat dari tembikar, maka lebih baik memilih tembikar yang tak akan sirna daripada emas tapi cepat lenyap.
(Fadhl bin Iyadh)

Yang dikatakan cinta sejati yaitu cinta yang tidak bertambah karena kebaikan dan tidak berkurang karena kesalahan.
(Yahya bin Muaz Ar Rafi)

Setiap penderita penyakit pasti menginginkan kesembuhan. Hanya penderita sakit cinta yang selalu ingin menanggungnya.
(Jalaluddin Rumi)

Tiga tanda orang berakal yaitu meninggalkan dunia sebelum ditinggalkan oleh dunia, membuat kuburan sebelum memasukinya, dan mencari keridhaan Allah sebelum jumpa denganNya.
(Yahya bin Muaz Ar Rafi)

Ada tiga waktu di dunia, yaitu: waktu yang telah berlalu, waktu yang sedang kita jalani, dam waktu yang kita tidak tahu secara pasti apakah kita akan sampai atau tidak. Perlu diketahui, sebenarnya waktu yang kita miliki hanya satu, karena kematian datang dari waktu ke waktu.
(Abu Dzar Al Ghifari)

Keutamaan seorang yang mempunyai ilmu pengetahuan atas seorang ahli ibadah, bagaikan bulan dengan sekumpulan bintang. Ketahuilah bahwa ulama adalah ahli waris para nabi. Dan para nabi tidaklah mewariskan uang dinar ataupun uang dirham, melainkan mewariskan ilmu pengetahuan. Maka barangsiapa mengambilnya, berarti dia mendapat keberuntungan besar.
(Diriwayatkan oleh H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Ibn Majah, Baihaqi, dan Ibn Hibban)

Terutama melalui buku-buku, kita menikmati hubungan dengan pikiran superior. Di dalam buku-buku terbaik, orang-orang besar berbicara kepada kita, memberikan kepada kita pikiran paling berharga yang mereka miliki, juga menuangkan jiwa mereka ke dalam diri kita. Mereka adalah suara-suara dari yang jauh dan sudah tiada dan membuat kita pewaris dari kehidupan spiritual zaman-zaman silam.
(William Ellery Channing)

Setelah menuruni lembah terdalam barulah Anda dapat menilai keindahan gunung yang tinggi. Ketika Anda murung, keunggulan Anda teruji, kentara, dan terlihat. Anda memerlukan sebanyak mungkin pengalaman pahit untuk melahirkan keunggulan.
(Richard Nixon)

Jika kita melihat hidup dengan segala tantangannya sebagai ujian atau serangkaian ujian, maka kita mulai dapat melihat setiap masalah yang kita hadapi sebagai kesempatan untuk berkembang, kesempatan uuntuk menghadapi tantangan. Apakah kita sedang dibanjiri masalah, tanggung jawab, bahkan hambatan yang sulit dihadapi, bila kita memandangnya sebagai ujian, maka kita akan selalu memiliki kesempatan untuk sukses. Sebaliknya, bila kita melihat masalah yang sedang dihadapi sebagai pertempuran yang harus dimenangkan untuk mempertahankan hidup, maka mungkin kita sedang berada di perjalanan mendaki pegunungan yang terjal.
(Richard Carlson)

Kesempatan muncul dalam bentuk yang berbeda dan dari arah yang berbeda dari apa yang kita harapkan. Kesempatan punya kebiasaan licik untuk menyelinap lewat pintu belakang, dan kerap kali datang dalam bentuk kemalangan atau kekalahan sementara.
(Napoleon Hill)

Jika akhirat bersemayam di dalam hati, dunia akan datang mendesaknya. Jika dunia berada di dalam hati, akhirat tak akan mendesaknya. Hal itu mengingat, akhirat adalah mulia dan dunia terlaknat.
(Abu Sulaiman Ad Darani)

Barangsiapa yang mempunyai ilmu, lalu beramal serta mengajar, maka dia patut disebuta sebagai orang besar di segala petala langit.
(Nabi Isa)

Ilmu guru hanya akan dapat diterima, jika kamu menyerahkan diri sepenuhnya kepada beliau. Karena itu, cacian gurumu hendaklah diterima dengan sabar.
(Imam Syafi’i)

Pencapaian terbesar pada mulanya dan selama beberapa waktu adalah sebuah mimpi. Pohon Ek tidur dalam bijinya, burung menunggu dalam telurnya, dan dalam bayangan jiwa tertinggi, malaikat yang terjaga pun bergerak. Impian adalah persemaian kenyataan.
(James Allen)

Pelajarilah suatu ilmu, sesungguhnya mempelajarinya adalah bentuk adanya rasa takut kepada Allah, mencari ilmu itu sebagai ibadah, mengulangnya sebagai tasbih. Juga meneliti ilmu itu jihad, mengajarkannya pada orang yang tak tahu itu sedekah, serta menyerahkan pada ahlinya itu bentuk pendekatan diri pada Allah. Karena, ilmu itu pedoman untuk mengetahui yang halal dan haram, penerang jalan bagi penghuni surga. Ilmu berperan menjadi penenang dalam keributan, sebagai teman dalam pengembaraan, sebagai teman bicara dalam kesendirian, petunjuk dalam kesenangan dan kesusahan, senjata ketika menghadapi musuh, penghias bagi para kekasih.
Dengan ilmu, Allah akan mengangkat derajat suatu kaum dengan menjadikan mereka sebagai para tokoh dan pemimpin yang akan dicatat sejarah mereka dan diikuti perbuatan mereka serta pendapat mereka dijadikan pedoman. Para malaikat pun suka karakter mereka sehingga dengan sayap-sayapnya para malaikat itu mengusap mereka. Bahkan binatang darat dan air, ikan hiu dan hewan lautan, binatang ganas dan jinak di daratan pun ikut memintakan ampun bagi ahli ilmu. Karena ilmu sebagai penghidup hati dari kebodohannya, penerang akal dari kegelapannya. Dengan ilmu seorang hamba bisa naik ke derajat orang-orang pilihan dan derajat-derajat yang tinggi di dunia dan akhirat. Berpikir tentang ilmu sebanding dengan puasa, mempelajarinya sebanding dengan tahajud. Dengan ilmu akan terjalin silaturahmi, dengan ilmu akan bisa diketahui yang halal dan haram karena ilmu adalah pembimbing suatu amal perbuatan dan amal perbuatan itu sebagai pengikut ilmu. Sehingga ilmu itu akan mengajari amal perbuatan menuju kebahagiaan dan menghindarkannya dari kesengsaraan.
(Muadz bin Jabal)

Kesempurnaan itu dalam tiga hal: menjaga kesucian agama, sabar atas musibah, dan berperilaku baik dalam mencari penghidupan.
(Muhammad Ibn Hanifah)

Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diamanahkan oleh Allah untuk aku bawa adalah seperti hujan lebat yang menimpa bumi. Maka, di antara tanah itu ada yang menyerap air hujan untuk menumbuhkan pepohonan. Di antara tanah itu ada pula yang keras yang mampu menampung air, sehingga banyak orang mengambil manfaat dari air tersebut. Air hujan juga menimpa kelompok tanah lain yang seperti bebatuan, yang tak mampu menampung air maupun menumbuhkan pepohonan. Semua adalah perumpamaan orang yang memahami agama ini dan bermanfaat bagi orang lain, dengan mempelajarinya dan selanjutnya mengajarkannya pada orang lain. Dan seperti perumpamaan orang yang sama sekali tak menyambut ajaran itu dan tak menerima petunjuk Allah yang dikirim-Nya melalui diriku.
(Diriwayatkan oleh H.R. Bukhari)


Nah, kalau kalimat keren berikut ini, saya nggak tahu mengutip dari siapa. Di buku tulis saya cuma tertulis demikian, tanpa keterangan apapun. Kalau teman-teman ada yang tahu siapa yang berkata demikian, izinkan untuk membaginya kepada saya :).

Seberapa jauh kita siap untuk menderita,
seberapa jauh kita siap untuk bersabar,
seberapa besar tekad kita untuk bangkit kembali setelah gagal,
seberapa dalam kita dapat menahan ego kita,
seberapa dalam kita menahan nafsu kita,
seberapa lama kita dapat bertahan saat dimana seolah tiada harapan,
seberapa kuat kita bertahan menghadapi segala rintangan,
Itulah harga yang harus dibayar untuk menjemput impian kita.



Salam,
Wahyu Widyaningrum

Saturday, March 5, 2011

Aktivitas PAUD Komunitas Menara

Komunitas Menara adalah sebuah yayasan yang didirikan oleh A. Fuadi, penulis novel Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna. Royalti buku-buku beliau digunakan untuk membiayai kegiatan operasional yayasan ini, dan sekarang alhamdulillah yayasan juga sudah punya nomor rekening bagi yang ingin mendonasikan sebagian rizkinya. Dulu Komunitas Menara (KM) pernah membantu membangun kembali sebuah SD yang rusak akibat gempa di Jabar. Kali ini, KM mendirikan sebuah PAUD, alias Pendidikan Anak Usia Dini.

PAUD KM ini terletak di Jl. Beruang II, Bintaro Jaya. Sekarang ada 25 anak yang belajar disini, yang berasal dari keluarga kurang mampu. Belajar di PAUD ini gratisss loh :). Gurunya ada 2 orang: Bu Vita dan Bunda Lis, dan kadang dibantu oleh beberapa relawan. Kadang saya juga main ke PAUD, ngeliatin adik-adiknya yang bikin gemes.

Kegiatan belajar-mengajar di PAUD KM diselenggarakan pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Kalau hari Senin dan Rabu pukul 08.00-11.00, kalau hari Jumat pukul 08.00-10.30. Kegiatannya seru sekali. Berikut saya kasih liat foto-fotonya, hasil jepretan Bunda Lis.

Cekidot...


Sedang belajar menulis huruf 'B' di papan kecil





Rame-rame menyusun pasel




Duduk melingkar. Rapi kan?




Adik ini namanya Salman. Dia sedang menunjukkan hasil karya melipatnya




Entah kenapa, mainan perosotan inilah yang paling banyak diminati. Antrenya selalu sampai panjang begitu...


Oiya. Foto-foto ini diambil hari Senin, 28 Februari 2011 dan Rabu, 2 Maret 2011. Semoga adik-adik PAUD KM akan menjadi orang-orang yang bermanfaat dan sukses, seperti motto PAUD Komunitas Menara: Man Jadda, Wa Jada. Siapa bersungguh-sungguh, akan berhasil. Yes, yes, yesss!!!


Salam,
Wahyu Widyaningrum