Monday, January 30, 2012

NEWS: Ini yang Saya Tunggu-tunggu!!!


Ternyata sudah tanggal 30 Januari 2012 ya. Dua hari lagi sudah ganti bulan, nih. Apa pencapaian kita dalam 30 hari di tahun 2012 ini?

Silakan berpikir dahulu.

Tapi tulisan saya kali ini bukan tentang pencapaian. Saya mau bercerita hal yang lain. Sesuatu yang sama sekali baru, dalam arti saya belum pernah berkisah tentang ini di blog ini sedikitpun.

Oke, kita mulai.

Jadi, saat ini ada beberapa hal yang saya tunggu. Selain penempatan instansi dan daerah dari Kementerian Keuangan *eh*, saya juga menunggu gebrakan baru dari NEWS. Hehehe

Buat yang ingin tahu apa, siapa, dan bagaimana NEWS, silakan cek di tautan ini.

Lanjut ya.

Kalau saya katakan tadi bahwa saya menunggu gebrakan baru, saya agak sadar sih kalau itu terlalu muluk. Apa ya? Saya sih merasanya agak mustahil aja gitu. Lagipula, masa baru comeback langsung bikin gebrakan baru? Ya bisa aja sih, tapi kok saya nggak yakin ya *then you should delete this paragraph, Wahyu :p*

Yang lebih realistis sih, saya menunggu album NEWS. Atau singel deh *sebenarnya masih heran juga, disebutnya singel tapi terdiri dari beberapa lagu :|*. Dulu saya pernah menghitung secara kasar, dan hasil perhitungan saya adalah album NEWS akan keluar bulan Januari. Saya beberkan disini ya perhitungan saya.
Yamapi dan Ryo keluar bulan Oktober 2011. Buat persiapan dan rekaman album, kayaknya Desember sudah kelar. Jadi Januari 2012 bisa rilis.

Tapi ternyata saya salah besar. Haha

Sampai akhir Desember, Tegomass masih ada konser. Konser terakhir mereka bahkan tanggal 28 Desember 2011. Kemudian, 7 Januari 2012 serial drama Koyama tayang perdana. Mungkin dia akan sibuk syuting sampai 3 bulan ke depan, belum lagi kegiatannya sebagai pembaca berita di News Every NTV. Lalu 28 Januari lalu, novel karya Shige diluncurkan. Jelas dia akan sibuk jadwal promo, wawancara, dan mungkin juga bedah buku atau semacamnya.

Jadi, entah kapan mereka akan mulai rekaman. Dan lebih entah kapan lagi album mereka akan keluar.

Yang jelas, kali ini, kalau album NEWS rilis, saya sudah berjanji kepada diri sendiri untuk beli album yang asli *eciyeeee*.
Nggak lagi-lagi deh donlot album mereka dari internet. Kasian NEWS-nya :D

Jadi, inti postingan ini apa ya? Haha

Begitulah. Semoga harapan saya yang juga menjadi harapan jutaan penggemar NEWS *eh, ada sampe jutaan gitu jumlahnya?* cepat terkabul. Dan itu berarti mereka akan lebih cepat menggelar konser. Yeaaaaay …… \(^.^)/

Adios!



30 Januari 2012. Ditemani suara berisik dari CPU komputer.


Salam,
Wahyu Widyaningrum




Wednesday, January 18, 2012

Tentang Sebuah Tweet

Ohayo~~~~~

Beberapa menit lalu saya lagi main twitter, dan nampaknya admin @YoungOnTop lagi rajin nge-twit.

“Menurut kamu apa sih itu #Empati? Apa bedanya dengan simpati? #Berbagi” Ketika saya baca twit itu, saya cuma menjawab dalam hati. “Pokoknya mah empati tuh lebih ‘dalem’ daripada simpati,” kira-kira begitulah jawaban saya. Hehe

Kemudian @YoungOnTop nge-twit lagi sebanyak tiga kali, tapi saya jadikan satu disini, “Apa itu empati? Menurut admin, empati itu FEEL, IMAGINE, DO SOMETHING. Feel: mencoba untuk merasakan apa yang dialami oleh orang lain. Imagine: membayangkan apa akibat yang dirasakan oleh orang tersebut, dan membayangkan bagaimana jika itu terjadi pada kita. Do something: kita mencoba untuk membantu, menyelesaikan persoalan tersebut. Caranya macam2.”

Rangkaian tiga twit itulah yang membuat saya sedikit berpikir.

Pertama. Keren lah ini adminnya. Haha. Maksud saya, keren dalam arti bisa menganalisis apa kunci utama dari sebuah kata. Misalnya empati itu tadi, berhasil dianalisis dalam tiga kata kunci: feel, imagine, do something. Kalau ini sih murni pendapat pribadi, saya membandingkan dengan diri saya sendiri. Silakan lihat jawaban saya terhadap perbedaan empati dan simpati tadi. Saya cuma menjawab dengan sesuatu yang abstrak bin absurd: empati lebih ‘dalem’ daripada simpati. Sungguh jawaban yang tidak berbobot. Haha *menguak kebodohan diri sendiri >.<* Kedua. Saya jadi teringat sebuah kisah. Ini kisah tentang seorang relawan di sebuah rumah singgah, atau sebutlah taman belajar. Saya singkat TB saja ya *bukan toko buku, apalagi toko bangunan -.-*. TB tersebut mengadakan kegiatan 3 kali sepekan, berupa belajar dan bermain untuk anak usia 3-7 tahun. Lokasi TB tersebut berada di tengah-tengah pemukiman pemulung, yang bersebelahan dengan jalan tol dan hanya dibatasi sebuah tembok setinggi dua meter. Si relawan yang rumahnya juga berada di pemukiman tersebut, jika tidak ada halangan, selalu datang ke TB itu. Ia membantu mendiamkan anak-anak ketika mereka sibuk bercanda; ikut bernyanyi dan bertepuk tangan dengan mereka; mendampingi mereka ketika belajar menulis, menggambar, atau mewarnai; membantu membagikan susu dan biskuit di akhir waktu belajar; dan lain-lain. Rasanya jarang saya tak bertemu dengannya ketika saya kesana. Suatu kali ia bercerita. Ia merasa miris dengan kondisi anak-anak di tempat tinggalnya itu. Katanya, anak kelas 2 SD ada yang belum bisa membaca sehingga selalu memeroleh nilai terendah ketika ujian *gimana bisa jawab kalau baca soalnya saja tidak bisa?*. Ia juga menyayangkan sikap kebanyakan orang tua di tempat tinggalnya yang tidak menganggap pendidikan adalah sesuatu yang penting. “Makanya saya senang sekali waktu taman belajar ini akhirnya didirikan,” ujarnya. Lanjutnya, “saya cuma lulusan SMK. Nggak saya terusin kuliah karena memang nggak ada biaya. Padahal saya pengen banget terus ke kuliah. Saya sadar pendidikan itu penting, makanya saya pengen lanjut kuliah. Makanya saya heran sama orang disini, kok pendidikan anaknya nggak diperhatikan. Anak udah SD masih belum bisa baca. Sering akhirnya saya yang ajarin dia berhitung dan baca di rumah saya.” Suatu ketika saya tanya pada si empunya TB, “Bun, pekerjaan ‘si relawan’ apa sih?” Kata Bunda: joki 3 in 1. Saya syok. Terdiam. Agak merenung. Kata bunda lagi: dulu jualan keliling, sekarang jadi joki. *kemudian hening, saya nggak tau harus bilang apa* Ketiga, saya jadi mengambil sedikit kesimpulan. Bahwa berbagi tidak hanya tentang harta, tentang uang. Berbagi bisa tentang apapun. Waktu, tenaga, pikiran. Kalau ada orang yang beranggapan bahwa ia tak bisa berbagi karena belum berharta, ia SALAH BESAR. Justru karena belum berharta, maka harus berbagi. Dengan demikian hartanya insya Allah akan semakin banyak. Ini konsep sedekah. Kalau tak mau mengeluarkan harta ketika tak berharta padahal dengan mengeluarkannya hartanya bisa bertambah, ia bisa ikut menyumbang dengan waktu, tenaga, pikiran. Seperti si relawan yang saya ceritakan di atas. Kalau ia berharta, ia mungkin akan menyumbang apapun ke taman bermain. entah susu, biskuit, buku, pakaian, mainan, atau apapun. Tapi karena ia tak punya, ia membagi waktu, tenaga dan pikirannya. Dan itulah yang menunjukkan kekayaannya, ia tetap mau berbagi di tengah kondisinya yang juga bisa dibilang terbatas. Sederhana kan? Tentu. Berbagi itu sederhana. Berbagi membuat bahagia. Jadi bahagia itu sederhana. Berbagilah, maka kau akan bahagia. Mari berbagi, mari bahagia. Karena berbagi tak pernah rugi. *wasurenaiyo, Wahyu >.<* Jumat, 6 Januari 2012 pukul 11.22, ditemani segelas teh tawar yang nikmat *karena gak punya duit buat beli gula :p*

Salam,
Wahyu Widyaningrum