Wednesday, February 16, 2011

Maulid Akbar Majelis Rasulullah saw


Puluhan ribu jamaah menyesaki area Monumen Nasonal-Monas, Jakarta. Mereka datang demi menunjukkan rasa cintanya kepada rasulullah saw. Hari itu, 15 Februari 2011, Majelis Rasulullah saw yang dipimpin oleh Habib Munzir al Musawa menggelar Maulid Akbar.Saya bersama kawan-kawan Ikatan Mahasiswa Nahdliyin (IMAN) STAN sampai di Jl. Medan Merdeka sekitar pukul 8.40. Tapi jalanan yang ramai sekali membuat kami akhirnya turun di gerbang luar Monas dan jalan kaki masuk area Monas. Sekitar lima puluh meter sebelum pagar Monas, orang-orang sudah berkerumun, berebutan masuk. Padahal seingat saya,dulu kondisinya nggak separah ini (saya sudah pernah ikut Majelis Rasulullah satu kali).



Habib Munzir al Musawa

Setelah antre berdesak-desakan sekitar 20 menit, akhirnya kami berhasil masuk. Dan saya menemukan penyebab lamanya antre: ada pemeriksaan oleh Paspampres. Jadi ada semacam ‘pintu’ metal detector. Tapi berhubung yang antre sudah banyak sekali, akhirnya nggak semua orang masuk metal detector itu. Beberapa hanya diperiksa oleh paspampres (ada paspampres wanita juga, khusus memeriksa jamaah wanita) dengan diraba-raba, dibuka tasnya, bahkan tidak dilirik sama sekali (saya termasuk yang tidak diperiksa. Mungkin saya nggak ada tampang teroris, jadi si paspampres acuh saja).

Dan ribetnya masuk area Maulid ini membuat kami baru duduk sekitar pukul 08.25. Super sekali, bukan? Padahal acara dimulai pukul 08.00. Jadi kami ketinggalan zikir-zikir pembuka.

Di tengah-tengah zikir dan pembacaan maulid, Habib Munzir mengatakan bahwa presiden sedang menuju ke monas. Dan barulah saya sadar: Oalah, pantes ada paspampres. Ternyata ada presiden yang rawuh toh.




Yang dikasih lingkaran itu anggota Paspampres, pakai baju batik, corak dan warnanya seragam semua. Saya motretnya pas acara udah selesai.

Habib Munzir berkisah dalam ceramahnya tentang keunggulan akhlak Rasulullah saw,” Suatu hari seorang sahabat mengutus sahabat lain untuk mengantarkan hadiah berupa pakaian dari sutera kepada Rasul. Sahabat yang memberi tidak mengetahui bahwa sutera haram dipakai oleh laki-laki. Sahabat yang mengantar hadiah tadi berkata, “sutera itu haram.”
Lantas si pemberi terkejut, “Astaghfirullah, aku memberi barang haram kepada Rasul? Lalu apa yang beliau lakukan terhadap pemberianku?”
“Beliau merobek-robek pakaian pemberianmu. Tapi sekarang beliau meminta baju yang sedang kau pakai.”
“Apa maksudmu? Saat ini kan Rasulullah sedang meladang di kebun kurma. Mana mungkin beliau meminta pakaian yang sedang kupakai ini?”
“Begitulah kata Rasulullah saw.” Jawab sahabat yang mengantar hadiah tadi. Sungguh menunjukkan akhlak Rasul yang luar biasa.”

Setelah pembacaan maulid dan ceramah selesai, giliran pak Presiden memberikan sambutan. Dari beliau, saya tahu bahwa ada pejabat penting lain yang juga rawuh: Wakil Presiden Budiono, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Panglima TNI, Kapolri, Mensesneg Sudi Silalahi, dan menteri-menteri lain. Hadir juga K.H. Idris, pimpinan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

Dalam sambutannya, Pak SBY mengungkapkan bahwa selayaknya kita mencontoh kepribadian Rasulullah saw. yang bijak, teduh, penuh pengayoman. Selain itu, beliau juga berkata, “Pemerintahan yang saya pimpin akan terus berjuang untuk mengatasi semua permasalahan dan terus membangun untuk kesejahteraan seluruh rakyat. Banyak yang sudah kita capai, tapi jujur saya akui, masih banyak pula PR yang harus diselesaikan agar masa depan kita lebih baik.”

Maulid Akbar kemudian ditutup dengan doa oleh K.H. Idris Lirboyo yang, subhanallah, meskipun kurang sehat namun beliau menyempatkan diri rawuh di Monas bersama puluhan ribu jamaah Majelis Rasulullah saw.

Acara selesai sekitar pukul 11.30, diakhiri dengan foto-foto arek-arek IMAN. Hehehe



Inilah panggungnya. Yang jamaah wanita ada di sebelah kanan panggung, makanya angle foto saya begini.



Segini banyak jamaah yang datang. Ini saya cuma motret yang jamaah wanita. Kalau yang jamaah laki-laki, bisa sampai ujung tuh. Buanyak banget! Subhanallah...

Semoga di kesempatan lain masih bisa ikut serta. Shallu alannabi Muhammad!

Salam,
Wahyu Widyaningrum




Silakan baca juga:
Al Zaytun, Kemegahan yang Pernah Saya Cita-Citakan

0 comments:

Post a Comment