Tentang peristiwa, saya tak akan menceritakan apa-apa saja yang saya alami secara detil. Hanya beberapa saja--dua saja malah, yang mana peristiwa tersebut tidak dapat ditemui setiap waktu:
1. Gojozaka Pottery Festival
Berlangsung sejak tanggal 7-10 Agustus 2015 di Gojo St., Kyoto, festival ini diadakan setahun sekali, mulai pukul 09.00 sampai 22.00. Di trotoar sepanjang Gojo St., sekitar 400 pengrajin dan pedagang tembikar memamerkan karya dan dagangannya. Tembikar yang dijual pun beragam, baik model, ukuran, warna, maupun harga. Menurut informasi yang pernah saya baca--entah di mana--, kawasan Gojozaka merupakan pusat kerajinan tembikar sejak lama, dan tembikar yang menjadi ciri khas Kyoto diproduksi di Gojozaka.
Selain kios tembikar, ada juga kios makanan seperti jagung bakar dan takoyaki yang sungguh menggoyahkan iman.
Kami mampir ke festival ini dalam perjalanan pulang penginapan, karena jarak dari lokasi festival ke penginapan tidak lebih dari 20 meter.
2. Nara tokae
Digelar sejak tanggal 5-14 Agustus 2015, Nara tokae adalah sebuah acara yang cantik: lilin-lilin ditata dan dinyalakan sejak pukul 19.00 sampai 21.45. Diselenggarakan sejak tahun 1999, terdapat beberapa lokasi Nara tokae, semisal di Sarusawaike, Koufukuji, dan Kasuga Taisha. Namun atas alasan kemudahan pulang ke penginapan, kami memilih lokasi terdekat dengan stasiun, yaitu di Nara Prefectural Government Office.
Menjelang pukul 19.00, lampu di sekitar lokasi dipadamkan, ratusan lilin dinyalakan di lapangan kecil depan kantor, air mancur di dekat lapangan dihiasi lampu yang didominasi warna biru, dan panggung kecil untuk hiburan disiapkan di dekat pintu masuk gedung. Banyak pengunjung yang mengenakan yukata, yang sebenarnya sudah tampak berlalu-lalang dan memenuhi jalanan sejak sore hari. Lepas pukul 19.30, ketika langit sudah benar-benar gelap, tampak sebuah antrean mengular di pintu masuk gedung. Ternyata itu adalah barisan pengunjung yang mengantre naik lift ke atap gedung untuk sebuah pemandangan spektakuler: pagoda lima tingkat Koufukuji yang bersinar indah di kejauhan. Selain itu, terdapat sebuah teropong untuk dapat melihat wilayah sekitar. Sayangnya, dari atap gedung tersebut lilin-lilin di pelataran kantor tidak dapat terlihat sama sekali--kalau bisa, tentu menghasilkan sebuah potret yang manis.
Meskipun entah mengapa awalnya saya ingin menyaksikan acara ini di Umikido Gazebo, namun ternyata memilih lokasi di kantor pemerintah Perfektur Nara bukan ide yang buruk. Selain karena dapat melihat puncak pagoda Koufukuji yang menakjubkan, juga karena melihat orang-orang yang silih berganti berfoto di dalam jejeran lilin yang ditata berbentuk hati. Saya bahkan diminta tolong untuk mengambilkan gambar dua gadis yang mengenakan yukata dan berpose berhadap-hadapan di dalam 'lilin hati' (dan saya menyesal tidak mengambil gambar mereka dengan kamera saya).
Jepang: Tentang Peristiwa ini juga menjadi bagian terakhir dari rangkaian tulisan saya tentang Jepang, setelah Jepang: Tentang Manusia dan Jepang: Tentang Makanan (bepergian 8 hari ternyata hanya menghasilkan 3 buah tulisan yang begini).
Beberapa waktu sebelum berangkat, sebenarnya saya ingin dapat menulis tulisan semacam catatan perjalanan dalam buku Menyusuri Lorong-Lorong Dunia Jilid 2: Kumpulan Catatan Perjalanan karya Sigit Susanto. Di satu sisi, saya menyukai tulisan Sigit dalam buku tersebut karena Sigit mampu mengisahkan perjalanannya dengan baik, rinci, dan runut sehingga saya merasa ikut hadir dalam perjalanan itu; namun di sisi lain panjang tulisan yang luar biasa dan penuh dengan asal-usul baik lokasi, peristiwa, maupun tokoh membuat informasi yang masuk ke pembaca menjadi terlalu padat. Pun demikian, pada akhirnya saya tidak mampu menulis sebuah catatan seperti yang saya ingin-inginkan: ia tidak baik, tidak rinci, tidak runut, dan tidak padat informasi.
Seusai ini, saya yang tidak tahu harus mengisi blog ini dengan tulisan macam apa lagi, hanya berharap: semoga ada kesempatan lagi untuk bisa bercerita dengan lebih baik.
21 Agustus 2015
Iya nih Mbak, fotonya kurang (banget) *kemudian digampar* :haha. Bercanda. Pun jika hanya dengan kata-kata, tapi kalau ditulisnya apik seperti ini, saya jadi ikutan penasaran juga. Dua puluh meter... baiklah, itu kayaknya jarak dari ujung ruangan yang satu ke ujung yang lain :haha. Ha, semoga suatu hari nanti bisa berkunjung ke sana.
ReplyDeleteMenarik, rangkaian tulisan yang sangat menarik. Keep writing lho Mbak, dirimu sudah punya tambahan satu komentator yang mencoba belajar dari tulisan-tulisanmu :haha.
Memang kurang sih gambarnya, apalagi kalau habis tengok blogmu. Haha. Tapi kalau gambarnya kurang kan bisa cari sendiri di gugel *lah.
ReplyDeleteIya, dekat banget. Lokasi penginapannya sangat strategis, resepsionisnya orang Indonesia pula.
Duh, harus berterima kasih seperti apa lagi ya kalau disemangati begini. Makasih banyak pokoknya. Nanti saya main juga ke pwgara. Hehe