Welcome to Jakarta, Dear.
Ini pagi yang sangat random.
--
Air langit tumpah. Entah berapa volumenya. Kurasa banyak
sekali. Kata bapak-bapak di kantorku ia tumpah sejak matahari belum muncul,
mungkin pukul 2 dini hari. Dan sampai matahari belum muncul juga—langit kelabu,
air langit berubah serupa tirai penghalang sinar matahari—pukul 8 pagi ini, ia masih
saja tumpah.
--
Tadi di jalan, seorang pemilik kios media cetak terduduk
memandangi entah apa. Biasanya ketika aku berjalan di depan kiosnya, koran,
majalah, tabloid, sampai buku TTS sudah tertata rapi siap
dipilih-dibaca-dibeli; beberapa orang berdiri membaca koran yang direntangkan
selebar lengan sampai menutupi kepalanya; dan seorang pengecer koran—hanya koran, ia tak menjual yang lain— yang kuhafal karena ia membuka kios kecil
bermodal sebuah meja putih berukuran sekitar 80cmx80cm dan berjarak hanya 3
meter dari kios pertama, mengambil beberapa koran dan menatanya di atas meja
kecilnya. Tapi tadi pagi, tak ada satu koran atau majalah atau tabloid atau
buku TTS yang tertata rapi. Semuanya hanya ditumpuk dan ditutupi plastik
bening.
--
Untuk pertama kalinya dalam sejarah berkantor, inilah untuk
pertama kalinya aku membawa jaket. Air langit yang tumpah di pagi hari kupikir
membuat ruangan menjadi terasa lebih dingin. Dan akhir-akhir ini memang kantor
dingin sekali. Kurasa suhu pendingin ruangan disetel di angka 16. Mungkin…. Tapi
mungkin aku juga perlu bertanya pada petugas yang mengontrol suhu pendingin
ruangan di gedung ini untuk mengetahui angka yang benar.
--
Ketika aku sampai di kantor, televisi sudah menyala. Menayangkan
sinetron dengan lagu latar lebay, akting lebay, suara pemain yang disulih, dan jalan
cerita yang kurasa juga akan lebay.
Ketika aku membuka twitter, dengan kondisi air menggenang di
banyak titik di kota ini pagi ini, aku menebak ada kata ‘banjir’ di deretan topik
terhangat dunia—mengingat banyak sekali pengguna twitter di kota ini. Tapi tebakanku
salah. Aku malah menemukan #Mention15CewekCantik di urutan 2. Mungkin tidak ada
hujan dan banjir di kota lain, sehingga pengguna twitternya bersatu padu
mewujudkan topik terhangat tadi.
--
Aku juga jadi ikut random. Tak biasanya aku langsung menulis
sesuatu sesampai di kantor.
Salam,
Wahyu Widyaningrum
Semoga hujan cepat reda. Semoga banjir ini tidak berlanjut dan
meluas ke wilayah lain. Semoga semua dimudahkan untuk membantu korban banjir. Dan
semoga tetap ada senyum di pagi ini.
0 comments:
Post a Comment