Lihatlah ke atas, mendongaklah. Disana, bulan sedang berbentuk bulat penuh.
Dan aku mengingat kalian. Kemudian aku mengingat kita, dan kisah-kisah kita.
Kita adalah orang-orang terpilih. Aku sangat meyakini itu. Jikalau tidak, mana mungkin kita bertahan? Di tengah gempuran cemoohan dan pandangan tak enak dari orang-orang di luar kita.
Bersama kalian aku senang, apapun keadaannya. Aku masih ingat ketika suatu kali, kita pernah sama-sama tak mandi beberapa hari. Kamar mandi yang terbatas, waktu yang sempit, dan jumlah orang yang luar biasa banyak membuat kita terpaksa melakukannya. Aku bahkan ingat, waktu karnaval di hari terakhir itu, kita pun tak mengguyurkan air ke tubuh kita. Dan waktu perjalanan pulang dengan mengendarai truk bak terbuka, kita sama-sama kelelahan. Mungkin lelah karena aktivitas yang padat. Atau mungkin lelah mencium betapa wanginya manusia yang tak mandi.
(Baiklah, paragraf di atas sungguh sebuah kisah yang memalukan. Namun tetap menggelitik tiap kali diingat )
Bersama kalian aku senang, apapun keadaannya. Aku ingat dengan jelas ketika suatu kali, kita pernah sama-sama mencapai sebuah air terjun dengan medan yang aduhai. Waktu itu, jumlah kita ganjil. Lantas seekor kucing mengikuti kita sebagai penggenap, sejak kita berangkat hingga kembali lagi ke lokasi kita bermalam. Dan ternyata medan yang aduhai itu ‘hanya’ berakhir di sebuah air terjun dengan aliran air berbentuk sejajar yang kecil dan tidak terlalu deras. Kala itu aku sedikit kecewa. Namun kecewaku menjadi lenyap ketika melihat kalian saling ribut karena beberapa lintah yang menempel di kaki, ketika melihat senyum kalian saat berfoto, dan ketika melihat ekspresi kalian saat menciduk dan meminum air secara langsung.
Bersama kalian aku senang, apapun keadaannya. Aku ingat ketika pada malam hari kita berjalan melangkah setapak demi setapak demi mencapai sebuah lokasi untuk beristirahat, beberapa kilometer di atas sana. Ketika itu aku sungguh lelah, namun bantuan dan semangat kalian sungguh membuatku tak menyerah. Meskipun pada akhirnya aku tak berhasil mencapai puncak dan hanya main kartu selama beberapa jam, namun aku tetap senang. Semalaman aku khawatir ketika kalian tak juga kembali. Dan aku tertawa ketika mendengar cerita kalian bahwa kalian ‘tersesat’ malam itu sehingga tak kembali tepat waktu.
Dan yang membuatku mengingat kalian, kita, dan kisah kita adalah bulan di atas sana, yang berbentuk bulat penuh. Kita sering sekali bermalam ketika bulan sedang berbentuk bulat penuh. Pada malam itu, kita akan berada di luar tenda sambil menyanyi-nyanyi. Atau hanya duduk di depan tenda sambil bermain kartu. Atau cuma berada di dalam tenda sambil berbagi cerita.
Dimanapun kalian, lihatlah ke atas dan mendongaklah. Disana, bulan sedang berbentuk bulat penuh.
Aku merindukan kalian.
Kamis, 19 Mei 2011
Pojok kamar, ditemani If You’re Not The One – Danield Beddingfield
Salam,
Wahyu Widyaningrum
P.S. Tulisan ini untuk seluruh skuad Pramuka SMPN 1 Gresik dan SMAN 1 Gresik. Untuk Rulissa Qurrata A’yun, Siti Mushonifah, Gusti Eman Ayu Sasmita Jati, Dwi Setyorini, Irfan Syaifudin, Tedi Aji Siswoyo, Deny Novydyanto, Virdia Devi Maharani, Achmad Romansyah, Dewi Kartika, Ari Koesworo, Klepon (sori Pon, ane lupa nama asli ente), dan Afrizon Teguh Prasetyo. Sebenarnya aku tidak sungguh merindukan kalian, hanya saja aku merindukan berada di sebuah tenda di bawah bulan bersama kalian :D.
Friday, May 20, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ehemm eheemm.. ebok rek hhe
ReplyDeleteAhong! Piye kabarmuuu?
DeleteHahahaha.