Friday, March 18, 2011

Kalimat Penyemangat Diri

Alhamdulillah, libur semester 5 sudah selesai, sekarang saatnya kembali menyemai harapan dan cita-cita untuk kemudian dengan keras berusaha meraihnya di waktu yang akan datang. Sehubungan dengan semangat di semester baru ini, saya punya beberapa kalimat-keren dari berbagai tokoh, yang mungkin bisa membantu membakar semangat teman-teman. Kebetulan kemarin pas libur, saya ngubek-ubek tumpukan buku dan berhasil menemukan salah satu buku tulis saya semasa SMA. Di buku ini, saya suka menuliskan kalimat-kalimat keren yang pernah saya baca dari buku ataupun saya dengar dari seseorang. Maka dari itu, saya hanya mencantumkan siapa tokohnya, tanpa sumber dari mana saya tahu kalimat tersebut. Mohon maklum :).
Selamat membaca, selamat meresapi maknanya, dan selamat menyerap energi baru yang semoga mampu membawa diri menjadi lebih baik.


Kegagalan terkadang menjadi berkah, kalau kegagalan itu membelokkan seseorang dari tujuan yang perlu direnungkan dan akan berakibat memalukan atau bahkan akan merusak sekiranya tujuan itu berhasil diraih. Kegagalan membuka pintu kesempatan baru yang memberikan pengetahuan langsung kepada seseorang tentang kenyataan hidup. Kegagalan memberi tahu kelemahan-kelemahan dan mengobati kesombongan manusia yang sia-sia. Kegagalan biasanya memengaruhi orang dalam satu atau dua cara: ‘kegagalan menantang seseorang untuk berusaha lebih keras’ atau ‘kegagalan mematahkan semangat dan mengalahkan seseorang untuk mencoba lagi’.
(Napoleon Hill)

Sesungguhnya penderitaan merupakan suatu hikmah, karena dibalik penderitaan, orang banyak meraih kesenangan dan kemuliaan.
(Imam Al Ghazali)

Seandainya dunia dibuat dari emas dan akhirat dibuat dari tembikar, maka lebih baik memilih tembikar yang tak akan sirna daripada emas tapi cepat lenyap.
(Fadhl bin Iyadh)

Yang dikatakan cinta sejati yaitu cinta yang tidak bertambah karena kebaikan dan tidak berkurang karena kesalahan.
(Yahya bin Muaz Ar Rafi)

Setiap penderita penyakit pasti menginginkan kesembuhan. Hanya penderita sakit cinta yang selalu ingin menanggungnya.
(Jalaluddin Rumi)

Tiga tanda orang berakal yaitu meninggalkan dunia sebelum ditinggalkan oleh dunia, membuat kuburan sebelum memasukinya, dan mencari keridhaan Allah sebelum jumpa denganNya.
(Yahya bin Muaz Ar Rafi)

Ada tiga waktu di dunia, yaitu: waktu yang telah berlalu, waktu yang sedang kita jalani, dam waktu yang kita tidak tahu secara pasti apakah kita akan sampai atau tidak. Perlu diketahui, sebenarnya waktu yang kita miliki hanya satu, karena kematian datang dari waktu ke waktu.
(Abu Dzar Al Ghifari)

Keutamaan seorang yang mempunyai ilmu pengetahuan atas seorang ahli ibadah, bagaikan bulan dengan sekumpulan bintang. Ketahuilah bahwa ulama adalah ahli waris para nabi. Dan para nabi tidaklah mewariskan uang dinar ataupun uang dirham, melainkan mewariskan ilmu pengetahuan. Maka barangsiapa mengambilnya, berarti dia mendapat keberuntungan besar.
(Diriwayatkan oleh H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Ibn Majah, Baihaqi, dan Ibn Hibban)

Terutama melalui buku-buku, kita menikmati hubungan dengan pikiran superior. Di dalam buku-buku terbaik, orang-orang besar berbicara kepada kita, memberikan kepada kita pikiran paling berharga yang mereka miliki, juga menuangkan jiwa mereka ke dalam diri kita. Mereka adalah suara-suara dari yang jauh dan sudah tiada dan membuat kita pewaris dari kehidupan spiritual zaman-zaman silam.
(William Ellery Channing)

Setelah menuruni lembah terdalam barulah Anda dapat menilai keindahan gunung yang tinggi. Ketika Anda murung, keunggulan Anda teruji, kentara, dan terlihat. Anda memerlukan sebanyak mungkin pengalaman pahit untuk melahirkan keunggulan.
(Richard Nixon)

Jika kita melihat hidup dengan segala tantangannya sebagai ujian atau serangkaian ujian, maka kita mulai dapat melihat setiap masalah yang kita hadapi sebagai kesempatan untuk berkembang, kesempatan uuntuk menghadapi tantangan. Apakah kita sedang dibanjiri masalah, tanggung jawab, bahkan hambatan yang sulit dihadapi, bila kita memandangnya sebagai ujian, maka kita akan selalu memiliki kesempatan untuk sukses. Sebaliknya, bila kita melihat masalah yang sedang dihadapi sebagai pertempuran yang harus dimenangkan untuk mempertahankan hidup, maka mungkin kita sedang berada di perjalanan mendaki pegunungan yang terjal.
(Richard Carlson)

Kesempatan muncul dalam bentuk yang berbeda dan dari arah yang berbeda dari apa yang kita harapkan. Kesempatan punya kebiasaan licik untuk menyelinap lewat pintu belakang, dan kerap kali datang dalam bentuk kemalangan atau kekalahan sementara.
(Napoleon Hill)

Jika akhirat bersemayam di dalam hati, dunia akan datang mendesaknya. Jika dunia berada di dalam hati, akhirat tak akan mendesaknya. Hal itu mengingat, akhirat adalah mulia dan dunia terlaknat.
(Abu Sulaiman Ad Darani)

Barangsiapa yang mempunyai ilmu, lalu beramal serta mengajar, maka dia patut disebuta sebagai orang besar di segala petala langit.
(Nabi Isa)

Ilmu guru hanya akan dapat diterima, jika kamu menyerahkan diri sepenuhnya kepada beliau. Karena itu, cacian gurumu hendaklah diterima dengan sabar.
(Imam Syafi’i)

Pencapaian terbesar pada mulanya dan selama beberapa waktu adalah sebuah mimpi. Pohon Ek tidur dalam bijinya, burung menunggu dalam telurnya, dan dalam bayangan jiwa tertinggi, malaikat yang terjaga pun bergerak. Impian adalah persemaian kenyataan.
(James Allen)

Pelajarilah suatu ilmu, sesungguhnya mempelajarinya adalah bentuk adanya rasa takut kepada Allah, mencari ilmu itu sebagai ibadah, mengulangnya sebagai tasbih. Juga meneliti ilmu itu jihad, mengajarkannya pada orang yang tak tahu itu sedekah, serta menyerahkan pada ahlinya itu bentuk pendekatan diri pada Allah. Karena, ilmu itu pedoman untuk mengetahui yang halal dan haram, penerang jalan bagi penghuni surga. Ilmu berperan menjadi penenang dalam keributan, sebagai teman dalam pengembaraan, sebagai teman bicara dalam kesendirian, petunjuk dalam kesenangan dan kesusahan, senjata ketika menghadapi musuh, penghias bagi para kekasih.
Dengan ilmu, Allah akan mengangkat derajat suatu kaum dengan menjadikan mereka sebagai para tokoh dan pemimpin yang akan dicatat sejarah mereka dan diikuti perbuatan mereka serta pendapat mereka dijadikan pedoman. Para malaikat pun suka karakter mereka sehingga dengan sayap-sayapnya para malaikat itu mengusap mereka. Bahkan binatang darat dan air, ikan hiu dan hewan lautan, binatang ganas dan jinak di daratan pun ikut memintakan ampun bagi ahli ilmu. Karena ilmu sebagai penghidup hati dari kebodohannya, penerang akal dari kegelapannya. Dengan ilmu seorang hamba bisa naik ke derajat orang-orang pilihan dan derajat-derajat yang tinggi di dunia dan akhirat. Berpikir tentang ilmu sebanding dengan puasa, mempelajarinya sebanding dengan tahajud. Dengan ilmu akan terjalin silaturahmi, dengan ilmu akan bisa diketahui yang halal dan haram karena ilmu adalah pembimbing suatu amal perbuatan dan amal perbuatan itu sebagai pengikut ilmu. Sehingga ilmu itu akan mengajari amal perbuatan menuju kebahagiaan dan menghindarkannya dari kesengsaraan.
(Muadz bin Jabal)

Kesempurnaan itu dalam tiga hal: menjaga kesucian agama, sabar atas musibah, dan berperilaku baik dalam mencari penghidupan.
(Muhammad Ibn Hanifah)

Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diamanahkan oleh Allah untuk aku bawa adalah seperti hujan lebat yang menimpa bumi. Maka, di antara tanah itu ada yang menyerap air hujan untuk menumbuhkan pepohonan. Di antara tanah itu ada pula yang keras yang mampu menampung air, sehingga banyak orang mengambil manfaat dari air tersebut. Air hujan juga menimpa kelompok tanah lain yang seperti bebatuan, yang tak mampu menampung air maupun menumbuhkan pepohonan. Semua adalah perumpamaan orang yang memahami agama ini dan bermanfaat bagi orang lain, dengan mempelajarinya dan selanjutnya mengajarkannya pada orang lain. Dan seperti perumpamaan orang yang sama sekali tak menyambut ajaran itu dan tak menerima petunjuk Allah yang dikirim-Nya melalui diriku.
(Diriwayatkan oleh H.R. Bukhari)


Nah, kalau kalimat keren berikut ini, saya nggak tahu mengutip dari siapa. Di buku tulis saya cuma tertulis demikian, tanpa keterangan apapun. Kalau teman-teman ada yang tahu siapa yang berkata demikian, izinkan untuk membaginya kepada saya :).

Seberapa jauh kita siap untuk menderita,
seberapa jauh kita siap untuk bersabar,
seberapa besar tekad kita untuk bangkit kembali setelah gagal,
seberapa dalam kita dapat menahan ego kita,
seberapa dalam kita menahan nafsu kita,
seberapa lama kita dapat bertahan saat dimana seolah tiada harapan,
seberapa kuat kita bertahan menghadapi segala rintangan,
Itulah harga yang harus dibayar untuk menjemput impian kita.



Salam,
Wahyu Widyaningrum

2 comments: