i
Pada suatu malam di
Bulan Tiga, ada kejutan kecil yang menyambut saya pulang. Sebuah bungkusan yang
besar dan berat. Saya sudah mempunyai dugaan siapa pengirimnya, dan dugaan saya
terbukti benar melalui tulisan di kertas ucapan dalam amplop hijau: dari
@birokreasi.
Saya menerima hadiah
ini, yang kelewat indah: 1Q84 jilid 1 sampai 3 karya Haruki Murakami, Rantau 1
Muara karya Ahmad Fuadi, Pada Suatu Hari Nanti karya Sapardi Djoko Damono,
sebuah bonus Kitab Omong Kosong karya Seno Gumira Ajidarma, dan satu buku yang
saya nantikan, Kuda Besi.
Malam itu saya lupa
bahwa sejam sebelumnya saya tidak bisa menyelesaikan ujian akhir tingkat
Lanjutan Awal II Bahasa Jepang dengan baik. Saya hanya ingat bahwa setelah saya
hitung, saya overbudget lima ribu rupiah dari anggaran yang telah ditetapkan
oleh @birokreasi.
Sungguh maafkan saya
dan terima kasih banyak.
ii
Bulan Tiga. Seseorang
mendoakan beberapa hal yang baik untuk saya beberapa hari sebelum hari-H.
Beberapa orang tepat pada hari-H. Tiga orang, justru orang-orang yang sangat
saya sayangi, mendoakan beberapa hari setelah hari-H—pada hari itu saya lumayan
bersedih karena hal ini, namun kemudian saya tidak ambil pusing karena saya
yakin cinta dan doa mereka tidak pernah terbatasi oleh hari dan tanggal.
Saya selalu memiliki
keyakinan bahwa doa akan kembali kepada pendoa, dan semoga demikian.
Terima kasih. Terima
kasih. Terima kasih.
iii
Bulan Tiga, entah
tanggal berapa, dengan meniru-niru format biodata orang lain, saya membuat
biodata saya sendiri. Saya sedikit membesar-besarkan diri saya. Saya bilang
bahwa saya pernah menjadi volunteer pemandu tur untuk mahasiswa Jepang yang
sedang berada di Jakarta. Faktanya, teman saya yang lebih banyak bercakap
dengan orang Jepang itu. Saya cuma berbicara sedikit saja; lebih banyak
mengangguk-angguk sok paham padahal tidak.
Saya bikin biodata
karena ingin bisa bergabung menjadi volunteer Liaison Officer di ASEAN Literary
Festival.
Karena biodata yang
saya besar-besarkan itulah, saya bisa bergabung menjadi volunteer. Tapi bukan
sebagai liaison officer, yang saya rasa juga karena panitia tahu saya
membesar-besarkan diri. Saya mendapat kesempatan bekerja di main stage,
langsung di bawah arahan Event Director.
Tiga hari berada di
main stage membuka mata saya.
Bahwa saya suka sekali
gaya Khairani Barokka yang lincah namun menghipnosis saat membawakan puisi.
Saya terbius oleh alunan musik yang dibawakan oleh Sarampa. Saya salah saat
selama ini mengira Afrizal Malna—dari namanya—adalah seorang muda dan ganteng.
Saya tidak menyangka bahwa Fajar Merah, anak dari Wiji Thukul, berwajah sangat
mirip dengan bapaknya. Saya merasa silau karena Remy Silado tampil di panggung
dengan kemeja, sabuk, celana, sepatu, dan gitar yang semuanya berwarna putih.
Saya penasaran dengan Saras Dewi yang tampak begitu muda sampai saya mencari
tahu profilnya di internet. Saya terpesona oleh lampion-lampion yang dilepas di
udara oleh para pengunjung pada Minggu malam.
Dan saya tak akan
pernah lupa pantun yang disampaikan oleh Hamba Allah di sela-sela lagu mereka:
buat apa naik kereta, kalau tidak sampai ke Mekah. Buat apa jatuh cinta, kalau
tidak sampai menikah.
iv
Bulan Tiga, kata
banyak orang, adalah musim pancaroba. Saya lihat di kamus, pancaroba berarti
peralihan musim. Karena bulan empat, menurut kalender musim dan menurut apa
yang diajarkan oleh guru-guru di sekolah, seharusnya sudah memasuki musim
kemarau. Jadi bulan ini saya mendengar banyak nasihat untuk makan dan istirahat
teratur. Biar tidak sakit, katanya. Sudah saya lakukan nasihat tersebut, saya
tambah dengan olah raga yang sayangnya cuma jarang-jarang. Tapi ternyata saya
kalah juga. Kuman-kuman mungkin terlampau kuat, usahanya jauh melebihi usaha
saya sendiri.
Mari saya beri
gambaran seberapa keras usaha kuman-kuman itu. Mereka tidak hanya puas dan
berhenti di hidung saya. Setelah beberapa hari berdiam di sana, mereka
bergerilya sampai ke telinga saya. Mereka enak saja, tidak perlu susah-susah
membuat gorong-gorong dari hidung ke telinga saya. Mereka cukup lewat saluran
penghubung. Sebentar, saya cari di google dulu apa nama saluran itu. Saya agak
lupa. Nah, sudah ketemu. Saluran eustachius. Mereka bisa lewat situ untuk
sampai ke telinga saya. Usaha mereka yang luar biasa sepertinya berhasil,
selama beberapa hari telinga kanan saya tidak bisa mendengar. Tepuk tangan dulu
lah buat mereka.
Asal mereka tahu,
bahwa tepuk tangan yang saya berikan kadang-kadang memiliki maksud terselubung:
kali lain, saya tidak akan pernah membiarkan kalian menang. Ada tekad yang kuat
dan sedikit nada balas dendam di sana. Saya
orang yang cukup teguh pada janji saya sendiri, jadi saya rasa kuman-kuman itu
harus berhati-hati pada tepuk tangan saya tadi.
v
Bulan Tiga. Tanggal
Tiga Puluh Satu. Langkah kaki mulai terdengar ramai. Pintu kamar-pintu kamar yang
selama tiga hari terakhir selalu terkunci mulai dibuka.
Besok akan semakin
banyak makanan di meja tengah. Besok antrean kamar mandi akan padat seperti
biasanya. Besok rumah ini akan kembali riuh. Besok akan banyak cerita, entah
benar entah rekaan, yang mungkin sudah dipersiapkan sejak entah berapa hari
lalu.
Selamat datang, Bulan
Empat.
Terima kasih, ini lagu
yang tepat: Already Gone – Kelly Clarkson.
0 comments:
Post a Comment