Selasa siang, saat sedang menggulung-gulung layar ponsel
yang menampilkan lini masa Twitter, saya membaca selintas judul mengenai
Toshiba yang akan mem-PHK ribuan karyawannya. Saya, yang masih terbawa suasana
dan semangat sistem informasi—karena beberapa saat sebelumnya alhamdulillah
cukup berhasil melewati sebuah rintangan hidup bernama ujian SIA dan SIM secara
maraton (yang untungnya dirupakan ujian jarak jauh alias via Google Form),
akhirnya menggulung layar kembali ke atas dan mengeklik tautan berita tersebut.
Di artikel detik.com tersebut, disebutkan bahwa langkah
tersebut diambil Toshiba menyusul berbagai masalah yang menimpa perusahaan asal
Jepang tersebut, terutama skandal keuangan yang melibatkan Dirut Hisao Tanaka
dan eksekutif senior lain. Skandal ini merupakan skandal akuntansi terbesar di Jepang
dalam beberapa tahun terakhir. Dinilai bertanggung jawab, Hisao Tanaka dan
eksekutif senior lainnya akhirnya mundur dari jabatannya pada bulan Juli lalu.
Saya kemudian membuka Yahoo! Japan (Mbak Marissa Mayer, saya
masih pakai produkmu lho—yang katanya mau dijual), dan mengetik kata kunci 田中久雄 (Hisao Tanaka), dan muncullah artikel ini di urutan teratas: Peringatan kepada Pasar Secara Khusus dari Toshiba! Ingin
Tahu Karier, Universitas Almamater, Ekstrakurikuler, dan Pekerjaan Ayah dari
Dirut Hisao Tanaka?. Ketika baca,
saya langsung mbatin, ini kalau
wartawan detik yang menulis, pasti jadi empat artikel dengan judul: Ini Dia
Karier Dirut Toshiba Hisao Tanaka; Ternyata Dirut Toshiba Hisao Tanaka Lulusan
Universitas Ini!; Ketika Kuliah, Ini Kegiatan Ekstrakurikuler Dirut Toshiba
Hisao Tanaka; Begini Pekerjaan Ayah dari Dirut Toshiba Hisao Tanaka.
Di bawah ini adalah terjemahan dari artikel tersebut.
- Bersalah atas Kasus Penggelembungan Keuangan Toshiba, Tiga Pembesar Mengundurkan Diri
Kasus penggelembungan keuangan yang diperkirakan dilakukan
oleh manajemen puncak Toshiba telah diberitakan secara ramai oleh media.
Sulit dipercaya bahwa skandal tersebut terjadi pada sebuah
perusahaan raksasa Toshiba yang merupakan representasi Jepang, tetapi kasus ini
telah bergulir sampai pada pengunduran diri tiga pembesar yaitu Dirut Hisao
Tanaka, Wakil Direktur Norio Sasaki, dan Adviser
Atsusoshi Nishida—sebagai penanggung jawab atas permasalahan kecurangan
akuntansi kali ini.
Ingin mengetahui karir para pembesar Toshiba? Berikut adalah
hasil penelusuran mengenai profil mantan direktur utama Hisao Tanaka.
- Jejak Karir Mantan Dirut Hisao Tanaka
Mengundurkan diri dari Toshiba atas skandal ini, siapa
sebenarnya Hisao Tanaka?
Hisao Tanaka berusia 64 tahun, lahir pada 20 Desember 1950.
Ia berasal dari Kobe, Perfektur Hyogo, dan memiliki seorang kakak perempuan.
Ayahnya merupakan PNS pemerintah daerah, yang saking
sibuknya bahkan sering bekerja pada hari Sabtu sehingga Hisao hamper tidak
pernah bermain dengan ayahnya tersebut. Karena itu, ayahnya hampir tidak pernah
marah dalam berkomunikasi dengan Hisao. Dibesarkan dengan sifat ayahnya yang
begitu sabar, ketika menjadi ‘orang’, Hisao tidak pernah keras kepada anak
buahnya, bahkan dikisahkan bahwa Hisao adalah tipe orang yang mempersilakan seseorang untuk mencari jalan
keluar sendiri atas masalahnya.
Ketika SMA di Perfektur Hyogo, Hisao mulai bermain gitar, dan
bersama tiga kawannya membentuk sebuah grup folk song yang bahkan pernah tampil
di acara radio. Saat berstatus mahasiswa di Universitas Bisnis Kobe, Hisao
berkeinginan menekuni jalur profesional, bahkan sampai mengikuti audisi. Namun,
sayang sekali perjalanan tersebut tidak mulus sehingga ia akhirnya menyerah.
Selain itu, Hisao, yang mencintai olahraga, menyelesaikan
kuliahnya dalam waktu empat tahun dengan tetap melanjutkan aktivitas kempo.
Setelah lulus dari Universitas Bisnis Kobe, pada bulan April
tahun 1973 Hisao diterima bekerja di Toshiba. Karena begitu mencintai Kansai—terutama
Kobe, sejak masuk Toshiba Hisao berpikir bahwa ia akan selalu bisa berada di
Kansai. Namun penugasan Hisao adalah di kantor pusat bagian bahan baku, yang
berarti ia harus berpisah dari Kansai dengan berat hati.
Penugasan berikutnya adalah Filipina, Inggris, dan lainnya.
Setelah itu Hisao menjadi kepala divisi penyedia bahan baku, kepala pusat
produksi komputer, direktur eksekutif, direktur eksekutif senior, managing director, wakil direktur, lalu
pada tahun 2013 menjadi direktur utama.
Dan akhirnya terjadilah skandal ini.
Hisao selalu menyampaikan, “Adalah penting untuk berpikir
secara zero-based dan tidak mengindahkan masa lalu.”
Terjadinya skandal ini memang telah mengkhianati kepercayaan
masyarakat, tetapi karyawan Toshiba diharapkan dapat melakukan yang terbaik untuk
mengembalikan kepercayaan masyarakat tersebut kepada perusahaan raksasa ini.
Rabu, 161215
Gambar dari sini juga