Bismillah…
Oke, ini adalah post pertama saya dalam beberapa bulan terakhir. Saya nggak ngepost bukan karena sibuk *mana ada cerita pengangguran yang sibuk*, tapi karena sok sibuk jadi sok nggak sempat nulis.
Post kali ini saya mau membahas tentang dua tulisan saya yang alhamdulillah berhasil dibukukan pada tahun 2011. Yang satu cerpen, yang satu lagi semacam kisah inspiratif *namanya apa ya?*. Yang akan saya ceritakan disini adalah sinopsis tiap tulisan saya, dan beberapa hal remeh-temeh terkait tulisan saya tersebut.
Selamat membaca :D
1.Cerpen
Cerpen saya yang berhasil masuk antologi Kolase 2: Dari Balik Jendela ini berjudul Sore Terakhir di Taman Kota. Ada dua-puluhan cerpen dalam antologi ini, yang masing-masing ditulis oleh penulis dengan beragam latar belakang. Antologi ini diterbitkan oleh Rumah Pena, IndiePublishing, dan Story Magazine *masih indie :)*. Diluncurkan pada tanggal 27 Februari 2011 di sebuah rumah makan di Tangerang, ini adalah pertama kalinya tulisan saya dibukukan *enggak juga sih. Pernah juga dibukukan oleh nulisbuku.com, tapi karena sistem disana adalah semua naskah pasti naik cetak tanpa saringan, jadi saya tidak menganggap hal itu sebagai sebuah ‘prestasi’*.
Kaver buku Kolase 2: Dari Balik Jendela. Silakan cari yang mana foto saya. Haha
Cerpen Sore Terakhir di Taman Kota ini berkisah tentang sepasang kakak beradik dengan luapan kasih sayang yang hebat. Sang adik yang masih balita mengalami masalah dalam berhitung, yaitu selalu gagal dalam memasukkan angka enam. Setelah berucap lima, ia akan meloncat ke angka tujuh. Meskipun demikian, sang kakak tetap setia membantu adiknya supaya bisa berhitung dengan benar. Di hari terakhir sang kakak tinggal di rumah, sebelum ia merantau ke luar kota, ia mengajak adiknya berjalan-jalan di taman kota. Di taman kota itulah, ditemani sinar matahari berwarna jingga yang menerangi seluruh penjuru kota, sang kakak di akhir usianya akhirnya mampu menyaksikan adiknya menghitung dengan benar. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh.
Seingat saya, saya sudah pernah menulis tentang buku ini disini. Nanti lah saya ubek-ubek lagi *koneksi lemot bin selow*. Mungkin lain waktu saya akan mempublikasikan cerpen saya ini di blog ini. Oiya, saya baru ingat satu hal. Antologi cerpen ini nggak masuk toko buku, karena minimnya dana. Haha. Jadi, kalau berminat membaca keseluruhan cerpen dan mengoleksinya, silakan hubungi saya :)
2.Kisah inspiratif
Biar ringkas, saya sebut saja dengan tulisan ya. Tulisan saya ini dimuat dalam antologi berjudul Para Guru Kehidupan, diluncurkan pada 22 April 2011 di sebuah toko buku di kawasan Lenteng Agung. Tulisan saya berjudul Hebatnya Menuliskan Mimpi.
Ini kaver buku Para Guru Kehidupan cetakan kedua
Hebatnya Menuliskan Mimpi merupakan tulisan saya berdasarkan kisah nyata. Ini tentang dosen saya yang ketika kuliah IPnya di bawah 3 dan sering tidur di kelas tapi sekarang memiliki kantor akuntan publik dan konsultan pajak. Satu rahasia beliau adalah menulis mimpi. Salah satu poin yang bisa diambil dari kisah-kisah beliau adalah, dengan menuliskan mimpi kita, maka kita sudah selangkah lebih dekat dengan mimpi tersebut dan makin mudah mencapainya.
Ulasan yang singkat, karena memang tulisan saya ini hanya sepanjang dua halaman A4. Antologi ini diterbitkan juga secara indie oleh Geraibuku.com, namun menurut kabar tersedia juga di beberapa toko buku Gramedia. Saya belum tahu di Gramedia mana saja, tapi teman saya pernah melihat buku tersebut nangkring di Gramedia Bintaro Plaza. Silakan kalau mau mencari dan membaca kisah-kisah di dalamnya.
Sebagaimana cerpen saya, maka tulisan saya ini juga insya Allah akan saya publikasikan di blog ini, entah kapan. Haha
Sekian saja post saya kali ini. semoga saya jadi rajin nulis lagi seperti waktu muda dulu. Ahaha~~. Silakan meninggalkan komentar, saya akan merasa lebih senang :)
Dewa, shitsureishimasu~. Adios, mata ne :DDD
Salam,
Wahyu Widyaningrum
Friday, December 30, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menuliskan MIMPI. Saya sepakat Mbak. Apalagi kalo mimpi itu dibagikan kepada orang lain...
ReplyDelete