Bagaimana kebiasaan para penulis ketika di toko buku? Bagaimana mereka mengidentifikasikan diri mereka sebagai pembaca? Pertanyaan-pertanyaan itu kami ajukan langsung kepada penulis.
Buku apa
yang Anda baca saat itu?
Saya membaca
karya-karya ternama, tetapi yang paling spektakuler menurut saya adalah To The
Lighthouse karya Virginia Woolf. Sangat mengesankan. Saya cukup terlambat
membacanya, yaitu ketika baru diterjemahkan oleh Konosu Yukiko. Mengesankan
karena tokoh dan latar dikisahkan, bisa dibilang, secara ekuivalen atau
sejajar. Latar tempat, waktu, dan batin tokoh-tokohnya saling bertentangan
berulang kali, dunia-sekarang dan dunia-yang-seharusnya berjalan sejajar
seakan-akan berjejalan di dalam novel.
Saya belajar
banyak tentang keluarbiasaan dan keagungan suatu latar yang muncul di dalam
cerita. Keberadaan novel ini sangat besar artinya bagi saya karena dari sana
saya mengetahui pentingnya menciptakan dunia lain di dalam novel.
Padahal tadi
Anda menyampaikan bahwa dulu Anda payah ketika berhadapan dengan latar yang
tidak Anda ketahui.
Begitulah,
saya justru terselamatkan oleh hal itu. Selain itu, karya yang juga sangat saya
sukai adalah The Magic Mountain karangan Thomas Mann. Saya juga membaca karya
penulis-penulis Amerika Latin. Saya sudah membaca karya Rulfo sebelumnya. Pada
dasarnya semuanya menarik, tapi yang saya suka adalah karya Rulfo.
Saya juga
suka karya Vladimir Sorokin. Saya membaca semua karyanya, tapi yang paling saya
suka adalah Blue Salo.
Hehehe. Buku
yang menimbukan berbagai kontroversi, ya.
Banyak,
‘kan, para penulis yang cara berpikirnya liar? (tertawa). Konten yang diusung
Vladimir Sorokin kadang remeh, kadang menimbulkan penasaran, tapi di sisi lain
ada titik yang membuat kita berpikir bahwa hal tersebut ternyata sangat
berkelas dan matang; ketidakteraturan seperti itulah yang sangat saya sukai.
Ada bagian-bagian yang membuat saya berpikir saya bisa membaca karya-karya
Sorokin. Ada juga penulis lain yang saya sukai, yaitu W.G. Sebald, karyanya
misalnya Austerlitz dan The Emigrants. Penulis favorit Sebald adalah Robert
Walser, tetapi saya tidak membaca karya Walser satu pun.
Karena
percuma?
Ya.
Karya-karyanya diterbitkan oleh Penerbit Choeisha, saya membacanya beberapa.
Semuanya sangat menakjubkan, tetapi saya ingin membacanya ketika nantinya sudah
lebih tenang.
Kemudian
ketika saya berusia sekitar 30-an, terbitlah buku yang ditulis oleh para pianis,
dan saya tertarik membacanya.
Apakah sedemikian
banyak buku yang ditulis oleh para pianis?
Cukup
banyak. Bahkan di luar negeri banyak buku yang ditulis selama separuh masa
hidup si penulis. Yang paling melekat di ingatan saya adalah pianis Perancis
bernama Helene-Rose-Paule Grimaud, ia menerbitkan autobiografinya yang berjudul
Wild Harmonies. Helene Grimaud adalah pianis yang luar biasa, ia juga meneliti
tentang ekologi serigala dan memeliharanya. Pertemuannya dengan serigala saja
sudah merupakan sesuatu yang eksentrik. Kebanyakan pianis memang unik, dan
masing-masing dari mereka punya kisah-kisah yang sama mencengangkannya, jadi
buku-buku mereka sama menariknya. Cara berpikir dan kebiasaan mereka
sangat-sangat unik. Saya kagum dan respek pada mereka. Saya pikir perasaan saya
terhadap novel sama dengan perasaan para pianis tersebut ketika berlatih piano.
Itu yang membuat saya akhirnya rajin membaca buku bertema musik.
Apakah itu
berlaku baik untuk pianis dalam maupun luar negeri?
Ya. Buku
Nakamura Hiroko menarik, lalu buku Aoyagi Izumiko juga menakjubkan. Sepertinya
buku Aoyagi yang membuat saya tertarik pada buku-buku karya pianis.
Baru-baru
ini Penerbit Hakusuisha menerbitkan terjemahan dari buku Maestros and Their
Music: The Art and Alchemy of Conducting, saya tengah membacanya dan saya rasa
bukunya menarik. Ketika membaca karya-karya luar biasa dari para pianis, ada
beberapa bagian yang saya pahami, tetapi lebih banyak yang tidak. Nah,
buku-buku karya konduktor ini lebih tidak bisa lagi saya pahami. Tapi rasanya
menyenangkan melihat suatu seni diwariskan oleh para maestro itu. Seolah-olah
ada jurus rahasia yang disampaikan dari satu anak didik ke anak didik lain.
Menurut buku tersebut, mereka menuliskan banyak hal di buku partitur mereka,
lalu mengajarkannya pada anak didiknya, jadi itu semacam catatan rahasia.
Penulis buku tersebut adalah John Mauceri, seorang maestro populer, dan menurut
saya perlu keberanian untuk menulis hal-hal seperti itu.
Jadi
terkadang Anda menulis berdasarkan apa yang Anda rasa dan pikir, ya. Novel
pertama Anda, Ao Ga Yabureru, dan novel Anda yang menyabet Penghargaan Akutagawa,
1R1-pun 34-byou, keduanya berkisah seputar petinju.
Akhir-akhir
ini saya sering mendapat komentar bahwa saya sangat ‘berkarakter fisik’, tapi saya
justru ingin bertanya balik, apa definisi ‘berkarakter fisik’ itu? (tertawa).
Ketika menulis 1R1-pun 34-byou, memang benar bahwa saya menuliskan dengan
detail gerakan-gerakan fisik tapi saya rasa saya menulisnya dengan biasa saja,
tidak ada sebersit pikiran untuk menulis secara mendalam.
Sempat
muncul rumor yang ramai dibahas bahwa Anda memang benar-benar berlatih tinju.
Ketika SMA
saya sempat ikut karate, sekitar umur 24 saya ikut muaythai, setelah itu saya
justru relatif lama berolahraga tinju. Kemudian ketika saya memulai debut jadi
penulis, saya mulai merasa aktivitas fisik tersebut terlalu berat jadi saya
berhenti. Kalau sekarang, saya sedikit berlatih dance.
Apakah ada
kemungkinan hal tersebut akan terkait dengan novel lagi?
Saya rasa
ada. Omong-omong tentang buku, saya juga kadang membaca buku-buku karya penari butou.
Benar-benar hanya segelintir saja yang pernah saya baca, yang terkenal di
antaranya adalah Hijikata Tatsumi, Kasai Akira, dan Ohno Kazuo. Dalam buku
karya Mikai Kayo yang berjudul Zohokaitei Utsuwa Toshite no Karada: Hijikata
Tatsumi, Ankoku Butou Gihou e no Approach, ada pembahasan mengenai
pemikiran-pemikiran Hijikata tentang butou itu sendiri yang sangat memotivasi.
Menurut pemahaman saya pribadi, yang membuatnya menarik adalah adanya
diksi-diksi yang mirip dengan di buku yang ditulis oleh para pianis, tetapi
kita tidak tahu di mana diksi itu akan terucap.
**
0 comments:
Post a Comment